25 : Semanis Es Krim

15.2K 2.1K 148
                                    

“Tak ada yang lebih manis dari senyummu yang mampu meluluhkan jiwa dan membuatku bertekuk lutut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tak ada yang lebih manis dari senyummu yang mampu meluluhkan jiwa dan membuatku bertekuk lutut.”

— M. Fillah Sahef al-Anshari —

•°•°•°•°•Serambi Masjid•°•°•°•°•

-
-
-

Sudah beberapa hari ini Ilana terus merengek, memohon-mohon kepada Fillah agar mengizinkannya untuk berkuliah, lantaran ia bosan terus berada di rumah. Terlebih lagi, karena Fillah yang sudah mulai bekerja sehingga ia sendirian di rumah dengan berbagai larangan dari suaminya itu.

Rengekan Ilana yang semakin hari semakin memekakkan telinga, membuat Fillah akhirnya menyerah. Ia mengizinkan Ilana untuk kembali berkuliah dengan syarat harus melakukan terapi terlebih dahulu sebelum masuk sekolah.

Fillah memajukan jadwal terapi Ilana bersama dokter Wahyu yang sebenarnya masih dua minggu lagi. Ia akan lebih tenang bekerja dan membiarkan Ilana kembali menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswi jika terapi tersebut sudah terlaksana. Dan lagipula, ia juga perlu mengetahui bagaimana kondisi fisik Ilana sudah lebih baik atau belum.

Jadi, hari ini, tepat pada hari Ahad, Fillah mengajak Ilana ke rumah sakit tempat dokter Wahyu bekerja. Ilana hanya menurut asalkan dirinya diizinkan untuk kembali berkuliah. Ilana mau melakukan apa yang diperintahkan oleh dokter Wahyu demi berjalannya proses terapi yang baik.

"Setelah melakukan diskusi dan mempelajari tentang penyakit Ilana, kami menetapkan hasil diagnosa yang tepat yaitu Ilana mengidap major depressive disorder dan anxiety disorder seperti yang sudah saya sampaikan waktu itu. Dan selain itu, Ilana juga mengidap halusinasi yang disebabkan oleh traumanya, sehingga ia sering melihat atau mendengar hal yang tidak nyata, seperti yang sering ia bilang bahwa ada bisikan di dalam kepalanya yang membuatnya sulit mengontrol emosi, juga halusinasi ketika melihat bayangan mamanya setiap ia mengalami kejadian yang membuatnya trauma."

Penjelasan dari Dokter Wahyu beberapa saat yang lalu terngiang-ngiang di kepala Fillah, membuatnya menghela nafas lelah berkali-kali. Fillah sudah menduga akan hal itu. Di setiap kisah masa lalu yang Ilana ceritakan, ia sudah tahu apa yang terjadi pada istrinya itu, apa penyakit yang diidap oleh sang istri.

Namun demikian, kenyataan tersebut masih membuat Fillah tak percaya. Penyakit yang diidap Ilana bukanlah penyakit yang bisa disepelekan, namun penyakit itulah yang justru sulit disembuhkan kecuali orang yang mengidapnya yang mau berusaha sendiri.

Mengetahui hal itu pun membuatnya harus lebih tegar lagi, harus lebih sabar. Sebab, jika ia tegar, maka Ilana pun akan tegar. Jika ia sabar membimbing Ilana untuk sembuh, maka istrinya itu pun akan semakin bersemangat untuk kesembuhan dirinya sendiri.

Serambi MasjidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang