58. The final

46.7K 2.9K 714
                                    

haii, target udah terpenuhi maka dari itu part 58 ini muncul di notifikasi kalian, halooo lagii!💗

vote dan komen seperti biasa ya, ramein paragraf yang ada di dalam cerita, mungkin sekitar 2 atau 3 part lagi Sekala bakalan ending!🙆

yg lupa alurnya boleh ya dibaca ulang part sebelumnya supaya kalian gak bingung, hehe :)

kalau Sekala tamat, cerita siapa yang paling kalian mau?

Kaki aku udah melangkah sejauh mungkin, tapi kenapa dia selalu ngebawa aku pulang ke kamu? - Aquila Kyra Sanjaya.

Karena sejak awal, kita udah menjadi rumah untuk satu sama lain, kita udah jadi titik pusat buat hidup satu sama lain. Dan kata satu sama lain itu, aku mau kembali menjadi sebuah kata kita, yang kebersamaan-nya disetujui semesta dan seisinya. - Altair Sekala Wijaya.

Bandar Udara Internasional Soekarano-Hatta.

Melangkahkan kakinya pasti dengan senyum terbaiknya, koper ditangan kanannya ia geret secepat mungkin, bersiap menyambut pelukkan hangat yang selama ini ia rindukan. Menghirup udara Jakarta dalam-dalam setelah hampir setengah tahun meninggalkan kota penuh luka ini.

Kyra kembali, dengan versi yang lebih baik.

Rentetan kejadian tentang kematian-nya yang ia rangkai dan tuliskan dalam sebuah kertas, membuatnya sadar, bahwa dengan menyerah dengan dunia, meninggalkan semua yang sudah ia perjuangkan, tidak akan membuatnya tersenyum senang diatas sana, sekalipun rangkulan Bara akan ia terima.

Bagaimana dengan Naka dan Kara?
Bagaimana dengan ketiga sahabatnya serta Amira, Kenzia, dan Arabelle?
Bagaimana dengan anggota Bertha?
Bagaimana dengan Starla dan Senja?
Bagaimana dengan mimpi-mimpinya yang sudah Kyra susun dirancangan hidupnya?

Juga, bagaimana dengan pria bermanik hitam legam dengan tatapan yang dingin serta raut wajah yang tegas itu? Haruskah Kyra menghukumnya dengan pergi meninggalkan laki-laki itu dengan sepenggal luka yang sudah sangat ia sesali?

Aquila Kyra, akan selalu memikirkan perasaan orang lain terlebih dahulu, diatas perasaan dirinya sendiri, hal itu tidak bisa berubah dan tidak akan pernah termakan masa, karena pada dasarnya Kyra memang perempuan yang terlahir dengan sifat keras dengan perasaan yang tulus.

Jadi, sifat keras kepalanya dan juga perasaan tulus itu sebuah kombinasi yang sangat sering menyakiti Kyra dan seisi dunianya.

Segala luka dan kesedihan, sudah Kyra tinggalkan dan ikhlaskan. Gadis itu memilih berdamai, memilih untuk lebih memanusiakan dirinya sendiri. New York, adalah destinasi menyenangkan dengan seluruh luka yang Kyra titipkan dan tinggalkan yang enggan kembali Kyra sapa. Kota itu, banyak membantu Kyra.

Hingga disinilah ia sekarang, berada dipelukan terhangat kepunyaan Naka Samudera Sanjaya, Sang Papa yang selalu berusaha keras mengusahakan kebahagiaan-nya.

"Welcome home, princess," ucap Naka lembut setelah menghujani wajah Kyra dengan kecupannya.

Kyra tersenyum manis, seraya mengecup pipi Naka, "Makasih Papa," ucap Kyra yang mana balasannya kembali mendapatkan sebuah pelukan hangat dari Naka.

Kara merentangkan tangannya, Kyra terkekeh kecil lalu masuk kedalam pelukkan Kara, wanita itu memeluk Kyra sembali menggerakkan tubuh keduanya kekanan dan kekiri.

SEKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang