60. Meet Family

51.4K 3.4K 3.5K
                                    

haii, disapa lagi sama aku semoga kalian enggak bosen yaa! maaf ngaret updatenya karena aku ngetiknya waktu uas ku udah selesai.

vote dan komennya kaya biasa jangan ketinggalan yaa, selamat membaca!

Kyra merapikan dressnya, "Jangan gugup." Sekala memperingati.

Kyra menatap Sekala memelas dengan bibir yang mengerucut, "Sayang mau pulangg," rengek Kyra seraya memainkan tangan Sekala.

Sekala yang masih duduk dibalik kemudinya terkekeh, tangan Sekala terangkat merapikan anak rambut Kyra yang memang sengaja di biarkan oleh Kyra, "Kita cuman acara makan malem," ucap Sekala menenangkan.

Kyra semakin mencengkram jas yang Sekala kenakan, Sekala memeluknya, "Hei, kok tiba-tiba kaya gini? Ada yang ganggu pikiran kamu?" tanya Sekala sedikit cemas.

Kyra yang menyembunyikan wajahnya dibahu Sekala menggeleng pelan, "Kamu enggak malu bawa aku?" Kyra bertanya dengan nada lirih.

Sekala mengerutkan alisnya tak suka, "Coba ngomong sekali lagi, aku mau denger." Sekala berkata dengan nada dingin yang mendadak membuat Kyra takut.

"Maaf."

Sekala mengusap punggung Kyra dengan gerakan teratur, membuat Kyra lebih tenang dari sebelumnya, "Yang kubawa ke hadapan keluargaku itu Aquila Kyra, apa yang perlu aku maluin?" Sekala mengisi pembicaraan mereka yang sempat hening.

"Takut enggak diterima," cicit Kyra.

Sekala menghela nafas berat yang mana membuat Kyra kelabakan, "Iya sayang maaf, jangan narik nafas kaya gitu dong," rengek Kyra yang memeluk erat leher Sekala.

Sekala tertawa, ntah kemana larinya rasa marah tadi melihat Kyra yang begitu menggemaskan, "Marah ni ya aku kalo kamu gitu lagi," ucap Sekala.

"Iya, enggak, ayo masuk," balas Kyra.

Maka turun lah kedua insan itu dari Buggati La Voiture Noire berwarna hitam. Mansion megah kediaman Pranaja Wijaya dan istrinya, Ajeng Kinandara Wijaya. Mobil mahal berjejeran kala Kyra melangkahkan kakinya lebih jauh.

"Nah, ini dia yang kita tunggu-tunggu bray."

Sekala menatap malas, suara menyebalkan itu datang dari Jeandra Adipati Wijaya. Cowok dengan alis yang memiliki baret itu tersenyum konyol kepada Sekala yang sudah menatapnya penuh permusuhan.

"Waduh, Sanjaya gandengannya," cetus seorang cowok yang rambutnya berwarna biru, sama dengan warna cat rambutnya, nama pemuda itu Biru Aarav Wijaya, senyumnya manis sekali.

Seorang pemuda dengan tindik di telinga kirinya berdecak, "Norak lu," cetus Aziel Lemuel Wijaya.

Marva Taksa Wijaya yang mengenakan jas berwarna maroon menimpali, "Ziel mah gak asik monyet," gerutu Marva.

Jarvis Mallory Wijaya, sang kembaran Jeandra mencetus, "Bilang aja lu iri."

"Kamu merasa ganteng, tapi sepupumu Altair Sekala." Kyra menelisik kearah cowok yang memegang vape, Erza Clovis Wijaya namanya.

Tak lama datang tiga gadis yang menghampiri mereka, salah satu dari mereka datang dengan menutup kedua telinganya.

"APASIH BERISIK BANGET, SEBEL!"

Marva memejamkan matanya, menahan pengang pada telinganya sebab gadis bernama Anulika Beril Wijaya. "Jangan teriak di samping telinga gue Anu!"

Lika menukikkan alisnya tak suka, "Lika bego!" sergah Lika tak suka mendengar namanya dipanggil nyeleneh oleh Marva.

Meisie Pandhita Wijaya, memukul pelan lengan Marva, "Marva, enggak sopan begitu," tegur Meisie.

Marva meringis sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal akibat ditegur kakaknya, "Berisik dia," ucap Marva membela diri.

SEKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang