halooo, seperti biasanya ketemu lagi sama aku setelah vote dan komen mencapai target yaa, peluk jauh buat yg udah vote dan komen!❤
tetep harus komen dan vote yaa, jgn jadi silent readers, nyebelin banget tauu, apalagi yg komen aneh-aneh tapi gak vote, WHO HURT YOUU?😤
4k komen buat ketemu mereka lagii<3!😻
"Sudah sejauh ini, dan kamu masih menjadi segalanya. Segala sesal dan rindu yang tak kunjung menemukan satu kata temu." - Altair Sekala Wijaya.
"Kalau enggak ada yang namanya kehilangan, manusia gak bakal pernah ngerti makna berharga yang seseorang usahakan. Kehilangan adalah jawaban dari segala penyesalan. " - Aquila Kyra Sanjaya.
Starla menggelengkan kepalanya tak percaya melihat kaleng bir dan bungkus rokok yang berhamburan di lantai apartemen Sekala. Wanita berumur tiga puluh delapan tahun itu berdecak melihat punggung anak nya yang kini tengah menghisap sebuah rokok.
Starla memungut lima bungkus rokok Sekala yang sudah tidak ada isinya, "Kamu ditinggalin Kyra tiga bulan aja udah kaya gini? Ck, gak bisa bayangin Bunda kalau kamu tahu Kyra punya pacar baru," cerocos Starla sembari memicing tajam kepada Sang Putra.
Sekala menghembuskan asap rokoknya, "Langkahin mayat Al dulu pacar barunya, Kyra." sahut Sekala dingin.
Starla tersenyum geli, "Dih, orang kamu bukan siapa-siapa nya lagi kok, jangan kamu pikir Bunda gak tahu ya kamu tiap malem selalu dateng ke rumah Kyra," ujar Starla dengan nada mengejek.
Sekala berdecak sebal, ia mematikan rokoknya dan beralih menatap Starla dari tempatnya berdiri. Starla memerhatikan kondisi putranya, ada rasa tak tega dan kasihan. Kantung mata menghitam, mata sayu, dan wajah lelahnya sangat kentara.
"Bun, masih gak mau ngasih tau Al?"
Lagi, Sekala melontarkan pertanyaan yang sama. Memohon kepada Satria juga sudah ia lakukan. Tapi, Sang Ayah enggan membuka suara. Memilih menenggelamkan Sekala bersama penyesalan yang mendalam.
"Bunda gak ada hak buat kasih tahu keberadaan Kyra," balas Sekala lembut.
Sekala menghela nafas lelah, kembali menatap pada objek yang disajikan dari balkon kamarnya, "Tiga bulan, enggak mudah buat Al, Bun..," ujar Sekala pelan.
"Udah banyak gelap yang Abang lalui seorang diri. Abang cuman mau Kyra." lirih Sekala memohon.
Starla mengangguk paham, bahkan bingkai foto Kyra yang berada di atas nakas Sekala, menjawab semua rasa yang ia alami.
Tangan Starla terulur mengambil bingkai foto Kyra, senyuman tulus nya terbit kala melihat senyum indah milik Kyra, "Semua tentang Kyra itu--, indah ya, Bang?"
Sekala mengangguk pasti, Starla tersenyum. "Kenapa kamu bisa cinta sama Kyra? Padahal jelas-jelas dulu kamu tolak hadirnya?" tanya Starla memancing Sekala.
"Karena cuman dia satu-satu nya perempuan yang berhasil bikin aku merasa dicintai dengan hebatnya." jawab Sekala lugas, tidak ada nada ragu di setiap ucapannya.
Starla mencibir, "Udah tahu kan, kalau setiap orang itu punya batas sabarnya?" tembak Starla.
"Bunda udah ngomongin hal yang sama tiga bulan belakangan ini," keluh Sekala.
Starla terkikik geli, ia menghampiri Sekala, mengusap pelan bahu anaknya yang memang tampak frustasi, "Kalau Kyra balik, janji gak nyakitin dia lagi?"
Secercah harapan hidup di hati Sekala, ia menatap Starla menuntut, "Kyra bakal balik Bun?" tanya Sekala penuh harap.
Starla menggelengkan kepalanya, "Semua keputusan ada di Naka, Sekala. Naka yang memutuskan, mau berapa bulan, atau bahkan tahun Kyra pergi. Jangka waktu Kyra kembali, ada di tangan papa-nya."

KAMU SEDANG MEMBACA
SEKALA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] --Kamu adalah segenggam harapan yang tak akan pernah menjadi nyata-- Altair Sekala Wijaya. Cowok dingin dan beringas yang menjabat sebagai Ketua geng besar yang berada di SMA Cendrawasih yang bernama BATARA. Tidak suka diusi...