What if ; Kyra passed away.

25.7K 1.7K 301
                                    

haii, met malming ayangg. ini cuman what if yaa, WHAT IF.

jadi di simpanlah emosi kalian hehehe.

happy reading.

Cantik. Ini sudah dua tahun, aku gak pernah mengutuk hidupku sendiri. Sampai kamu pergi, dan aku tinggal sendiri disini, disitu aku tahu. Terlahir di dunia ini adalah sebuah kesialan yang sialnya harus aku hadapi.

Dua tahun tanpa kamu itu, benaran seperti simulasi di jurang paling terdalam yang pernah ada di muka bumi ini. Seolah seisi bumi ini menertawaiku atas perginya kamu. Seolah mereka ikut merayakan kekalahanku dan berpesta diatas kepergiaanmu.

Waktu Cakra bilang kalau kamu pulang, kupikir kamu akan pulang ke aku. Karena kamu pernah bilang bahwa aku rumahmu. Rumah sebenar-benarnya rumah yang paling nyaman untuk kamu tinggali.

Seolah memang dunia sekali lagi mempermainkan kita, aku menghampirimu dengan rasa yang menggebu tak sabar memelukmu, pun kamu tertidur tenang dan nyaman seolah kamu benaran ingin pulang.

Cantik, kalau aku bisa membagi separuh nafasku buat kamu, kalau aku bisa membagi sebagian detak jantungku ke kamu. Kamu, mau gak buka matamu lagi? Kamu mau gak sambut aku dengan senyuman yang selalu kamu beri ke aku sekalipun enggak pernah kuminta.

Cantik, hari itu kamu terlihat lebih bersinar dari biasanya, dan entah kenapa aku benci ketika aku menangis tersedu memohon kamu untuk membalas ungkapan cintaku, tapi kamu tampaknya benaran enggan untuk menyapa dunia ini lagi dengan netra hijaumu.

Papamu bilang, yang kehilangan enggak cuman aku. Tapi, yang dia enggak tahu, aku satu-satunya orang yang kamu tinggalkan dengan segelintir perasaan bersalah di setiap harinya. Waktu kamu ditutup dengan tanah, disitulah pintu kebahagiaan aku ditutup sepenuhnya.

Aku enggak bisa lihat wajah kamu lagi. Aku bertanya-tanya, gimana kalau nanti aku rindu kamu? Gimana nanti kalau aku selalu rindu kamu? Gimana kalau nanti aku harus menjalani hari dengan tiap detiknya dilingkupi perasaan rindu kamu? Aku enggak pernah siap rindu kamu.

Semua orang disini minta aku untuk bahagia, mereka minta aku beranjak dan bangkit. Apa yang harus aku tata kembali ketika aku sudah membumi hanguskan seisi duniaku. Duniaku yang sebenarnya ada di kamu cantik, dan sisanya kupaksa hancur karena aku enggak mau hidup di dunia yang enggak ada kamunya.

Ternyata, duniaku enggak ada kamu itu sebuah ketidakmungkinan. Aku gak bisa terusin ini kalau enggak ada kamu. Aku enggak bisa jalan sendirian disini cantik. Aku lebih milih berlari diatas ribuan duri asalkan sama kamu. Aku mau selalu sama kamu.

Kamu. Aku mau kamu. Aku mau kamu disini.

Dua tahun enggak sebentar, dan aku.. masih sulit terima kalau kamu udah nggak bakal sambut pagiku. Kalau kamu gak bakal temani aku makan siang. Kalau kamu gak bakal ada dampingi aku berdiam diri di rooftop kesukaan kita sembari menanti senja. Kalau kamu, enggak bakal lagi pastiin hariku baik-baik aja di tengah deep talk kita pada dini hari.

Kalau kamu enggak ada lagi disini cantik, dan itu sakit. Fakta itu harus aku terima setiap harinya, and it's slowly killing me.

Rasanya aku mau mati dan ketemu kamu disana, tapi semua orang disini gak ngizinin aku buat ketemu kamu. Mereka cuman terus bilang "kuat", "bertahan", "bisa". Bahkan mereka enggak pernah tanya keadaanku setelah kamu gak ada.

Mereka mau aku hidup, sedangkan aku mau menjemput matiku. Ini hidupku, tapi kenapa mereka yang bersikukuh untuk memutuskan bagaimana dan kemana aku melangkah, tanyaku waktu itu.

Tapi, ketika mamamu mendatangiku, beliau memelukku erat, she said "Sekala, Kyra enggak pernah mengharapkan hal lain selain bahagia kita. Bahagia mama-papanya juga bahagia kamu. Dia mau kamu terus hidup Sekala. Dia mau kamu terus jalani hidupmu. Jangan terlalu terburu-buru untuk ketemu Kyra, ya? Jangan takut kalau dia tinggalin kamu, dia setia nunggu kamu disana, Sekala. Jadi tolong, tolong hidup, setidaknya untuk Kyra yang sangat menghargai hidupnya."

SEKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang