12. Baikan

24.5K 1.2K 8
                                    

Haihai, yorobun
Tripel up wkwkwk
Udahlah langsung aja

💃💃💃

Happy reading💗

🐯🐯🐯

Ya, sekarang mereka sudah ada di kamar. Kamar mereka sendiri tepatnya. Setelah shalat Maghrib, mereka pamit pulang dan tidak jadi menginap karena keadaan yang kurang kondusif. Tidak mungkin juga kan Naya dan Revan bertengkar disaat mereka di rumah mama dan papa.

Sedari tadi Revan mendiami Naya. Revan kesal dengan istrinya itu yang seenaknya memberikan nomornya kepada pria lain. Biar mau dikata posesif atau tidak Revan juga tidak peduli. Ia tidak ingin miliknya direbut orang lain. Naya hanya miliknya.

Saat di mobil pun tidak ada yang membuka suara sama sekali, bahkan Naya saja hanya berdiam sembari menatap jalanan lewat kaca mobil.

Kini mereka diam saja di kamar. Revan yang bersandar di ranjang sembari menatap laptopnya, dan Naya yang mulai sibuk dengan pekerjaannya. Ia mulai mendesign baju-baju dengan model terbaru yang kekinian. Melihat referensi yang bisa ia gunakan untuk inspirasi bajunya nanti.

Sebenarnya Naya tidak ingin masuk jurusan designer tetapi akan masuk ke jurusan bisnis dan management, namun entah kenapa keputusannya berubah 2 Minggu sebelum keberangkatannya ke Seoul. Orang tua Naya pun mendukung apa yang Naya inginkan selagi ia bertanggung jawab atas apa yang dipilihnya.

"Laperr," gumam Naya lalu melihat jam dinding. Ternyata sudah pukul setengah 8. Cukup lama juga mereka bertengkar. Huftt oke Naya, emang kali ini Lo yang salah, batin Naya lalu berdiri dan akan pergi ke dapur memasak makan malam.

Saat membuka kulkas, gadis itu menghela napas pelan. Bisa-bisanya ia lupa untuk belanja bulanan. Naya pun membuka laci ternyata masih ada mie instan dan telur.

"Kalo Revan makan mie, mau gak ya?" gumam Naya bertanya pada dirinya sendiri.

"Masakin aja lah, dari pada nggak makan." Naya pun segera mengambil 2 mangkuk untuk dirinya dan Revan. Memasak air hingga mendidih lalu melakukan step-step seperti biasa ketika memasak mie instan. Kali ini Naya memasak mie rasa soto untuk dirinya, begitu juga Revan.

Hampir 10 menit berkutat dengan masakannya, ya walaupun sangat simpel, makanan pun sudah siap. Naya sengaja meletakkannya di meja ruang tv agar bisa sambil menonton.

"Panggil gak ya?" Kali ini Naya bingung, ingin memanggil Revan atau tidak. Bukannya apa-apa, dia hanya takut dimarahi Revan apalagi setelah melihat wajah seramnya tadi sore. Naya menggeleng, akhh tidak mau membayangkan itu lagi.

Baru saja akan membuka pintu, tiba-tiba Revan sudah membukanya terlebih dahulu membuat Naya berjingkat kaget.

Revan menatap datar istrinya itu, sedangkan yang ditatap hanya menundukkan kepalanya. Dengan keberaniannya, Naya mulai menatap Revan dan berbicara.

"Ehmm, itu makannya udah di bawah," ucapnya singkat lalu segera turun ke bawah untuk makan.

Sesampainya di bawah, Revan mengernyit heran. Istrinya ini tidak masak, kah? Namun Revan hanya diam saja dan duduk di sebelah Naya menikmati mie instannya itu. Makan mie instan sekali-kali tidak terlalu buruk lah.

Saat makan pun hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Sama sekali tidak ada yang membuka suara, hanya suara dari televisi saja yang menampilkan film kesayangan kita semua "Suara hati istri"

Nikah Muda [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang