Haihaiii selamat sore
Masih sore ini ya kawan
Oh iya hari ini mau revisi judul heheheHappy reading 💗
🐯🐯🐯
Tak terasa sudah hampir 2 Minggu usia pernikahan Revan dan Naya. Selama ini, Revan selalu memanjakan Naya, begitu pula sebaliknya. Namun Naya masih belum memberikan apa yang harus ia berikan kepada Revan. Tau lah yaaa..
"Revan kemana sih, udah malem gini masa belum pulang juga," batinnya bingung. Dari tadi ia belum masuk ke kamar sama sekali, bahkan makan malam saja belum ia sentuh. Ia pikir Revan pulang awal seperti biasa, tapi malah sekarang sudah pukul 10 masih belum pulang.
Tok tok tok
Bunyi suara pintu diketuk mengalihkan perhatian Naya yang semula menatap handphone berubah menjadi menatap pintu. Senyum manis terbit di wajah cantiknya, buru-buru ia mendekat ke arah pintu dan membukanya.
"Loh?" Kening Naya berkerut heran.
"Siapa, ya?" tanya Naya ketika melihat sebuah perempuan berdiri tepat di depan pintu rumahnya.
"Mbak, boleh saya numpang disini, saya lagi butuh tempat tinggal," ujarnya memohon membuat Naya justru semakin kaget. Bisa-bisanya.
"Ehh, tapi---
"Atau saya kerja jadi asisten rumah tangga mbak aja, nanti setelah saya dapat kontrakan, saya akan pindah," mohonnya lagi membuat Naya semakin tidak tega. Ia pun menyuruh perempuan itu masuk dan duduk di sofa.
"Kamu kenapa bisa sampai sini?" Naya mulai membuka pembicaraan.
"Saya diusir sama orang tua saya mbak, rumah saya juga nggak jauh dari komplek ini. Kebetulan saya ke rumah mbak karena pagar rumahnya belum ditutup, siapa tahu saya dapat bantuan," jelasnya seperti itu.
"Sebentar, nama kamu siapa?"
"Nama saya Dea, mbak," ujarnya yang ternyata bernama Dea. Naya hanya manggut-manggut saja. Tapi aneh, nampaknya perempuan ini masih sangat muda.
"Usia kamu berapa, Dea?" Jiwa kepo dan penasaran Naya sudah mendarah daging. Ia akan terus bertanya apa yang ingin ia tanyakan tapi masih dalam batas wajar saja.
"Aku masih 19 tahun kak," jawabnya membuat Naya melotot.
"Hah? Gimana bisa anjir gue masukin bocah kesini," batinnya.
"Terus-terus, kenapa kamu diusir sama orang tua kamu?" tanyanya semakin penasaran.
"Sayaa...emmm,"
"Sayaa....."
"Kamu kenapa?" Naya greget sendiri. Tinggal langsung bilang apa susahnya sih.
"Sayaaa," Dea masih belum juga melanjutkan perkataannya membuat Naya ingin sekali menampolnya dengan sandal.
"Kamu kenapaaaa, astagaa."
"Saya hamil kak,"
"HAAHHHH?" Mata Naya membulat sempurna. Tidak habis pikir. Astagaaa, ya Allah. Naya jadi ngeri sendiri. Pantas saja ia sampai diusir oleh orang tuanya.
"Terus, disini masih ada anak kamu?" tanya Naya sembari menunjuk perut Dea. Dea hanya bisa mengangguk membuat Naya menghela napasnya.
"Ayahnya dimana? Kok kamu nggak ke rumahnya aja, minta pertanggung jawaban?"
"Sebenarnya kak, saya itu," Lagi lagi Dea menjeda ucapannya membuat Naya gemas sendiri.
"Kamu apa?"
"Saya simpenan om-om kak," lirihnya.
"Anjiirrrr, goblok astaghfirullah," makinya.
"Eh, maaf Dea," ucapnya dengan cengengesan karena sudah keceplosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [End]
Подростковая литератураSUDAH END Tidak di revisi jadi maklumi typo atau yang lainnya Bagaimana ketika kita dijodohkan dengan seseorang yang belum kita kenal sebelumnya? Ya beginilah yang dialami oleh Naya. Gadis itu dijodohkan dengan orang tuanya dengan Revan yang memang...