22. Kesal

14.1K 794 7
                                    

Halo apa kabar?
Nanti malem Jumat
Heem, gapapa sih

Ok happy reading 💗

"Halo? Gimana keadaannya kak Argan, Nay?"

Ya, setelah 3 hari Reva baru merespon chat yang dikirimkan Naya. Bahkan sekarang mereka akan packing untuk pulang kembali ke Jakarta. Tidak sampai seminggu karena keadaan Argan yang memang harus benar-benar pulih dan kantor ayah yang ada sedikit masalah.

"Dari mana aja, lo?" tanya Naya dengan nada ketus. Masa udah 3 hari baru di respon.

"Maaf, Nay. Gue lagi sibuk banget di kantor. Sekalian mau bikin surat pengunduran diri kan. Hp gue juga akhir-akhir ini ga bener jadi gue pake nomor lain dulu sementara," jelas Reva dari seberang sana.

Ya mau tak mau Naya harus percaya. Ia hanya mengangguk saja walaupun tidak bisa dilihat oleh Reva.

"Gue boleh bicara sama kak Argan?"

Naya menoleh ke arah abangnya yang tengah berbincang dengan Adel dan mama.

"Abang lagi tidur," jawab Naya singkat.

"Kalo mau ngomong sama Abang, besok lo bisa ke rumah,"

Tut

Naya mematikan teleponnya secara sepihak. Ia sudah kepalang kesal dengan Reva. Biarkan lah sesekali dia marah kepada sahabat plus calon kakak iparnya itu.

"Sayang, udah?" Naya berbalik dan mendapati suaminya yang sudah menenteng koper.

"Masih pengen jalan-jalan," rengek Naya sembari memeluk Revan. Revan yang melihat tingkah istrinya itu terkekeh lalu mengelus surai hitam istrinya lembut.

"Nanti kalau ada waktu kita honeymoon berdua, oke?" ujar Revan dan segera diangguki Naya. Entah kapan karena sekarang Naya sedang sibuk-sibuknya mengurus butik.

**********

Brukkk

"Kamar, i'm back," teriak Naya saat sudah berbaring di kasurnya.

Kini mereka sudah sampai di Jakarta setelah menempuh beberapa jam perjalanan.

"Capek juga, ya. Padahal nggak terlalu lama," keluh Naya kepada Revan, sedangkan Revan yang sedang ganti baju hanya mengangguk. Ia ingin tidur sekarang.

"Ih aku kok nggak ngantuk tapi ya, cuma cape aja?" heran Naya membuat Revan mendengus.

"Kan kamu di pesawat tidur mulu. Mungkin juga kalo nggak aku bangunin kamu masih ketinggalan di pesawat."

"Emang kamu tega ninggalin aku?" tanya Naya dengan wajah cemberut.

"Yaaaa nggak sih. Ntar kalo kamu ketinggalan, yang meluk aku tidur siapa dong?" tanya Revan sambil mengedipkan matanya.

Idihhhh

"Jijik tau gak," timpal Naya jujur, no bohong bohong.

"Iya tau, aku juga ngerasa jijik."

Nahh kan, yaudah gitu. Sama-sama jijik.

Tok tok tok

"Kaaakk," teriak Ezra dari luar membuat naya berdecak.

"Apaan sih Lo?" teriak Naya dari dalam tidak berniat untuk membuka pintu sama sekali.

"Dibuka dong sayang, pintunya," suruh Revan dan dibalas gelengan oleh Naya. Mager yekan?

"Ni gue cuman disuruh disini doang gitu?" Kan, protes.

"Iyaa bentar." Ngomongnya aja bentar, tapi masih guling-guling, belum bangun sama sekali.

Nikah Muda [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang