36. Pacar

14.4K 801 30
                                    

Haaaiii
Happy reading

Seperti biasa, pagi ini hanya diisi dengan celotehan dari kakak beradik itu. Mana pernah sih mereka akur, ya pernah sih beberapa kali.

"Jangan gitu dong, gaya Lo murahan kesannya"

Mereka sedang berdiskusi tentang barang yang akan Ezra berikan kepada calon pacarnya.

Antara memilih bunga atau kalung. Dia masih bingung.

"Mending kalung aja, bisa dipake. Dianya juga nggak punya kalung kan?" ujar Argan membuat Ezra mengangguk. Benar juga, dia tidak memakai kalung.

"Kalo bunga itu gampang layu, kecuali lo ngasihnya bunga plastik. Tapi kalo pake bunga kek Lo nggak kreatif gitu," usul Naya dan disetujui oleh Argan. Revan? Laki-laki itu hanya diam sembari memakan snack yang ada di meja. Malas untuk bergabung dengan obrolan istri bersama kakak dan adik iparnya itu.

"Menurut kamu kalo mau nembak orang itu kadonya apa yang cocok?" tanya Naya kepada suaminya. Revan pun menoleh.

"Ya kain kafan aja gapapa. Kan kalo di tembak pasti mati," jawabnya membuat Naya berdecak.

"Nggak gitu maksudnya, bodoh," ujarnya tak sengaja membuat Revan menatapnya tajam.

"Ehhh sumpah loh nggak sengaja," jawabnya dengan senyum.

"Kasih barang aja"

Naya memutar bola matanya malas. "Ya tau, masalahnya barang apa?" Revan mengangkat bahunya. Ya mana dia tau, orang dia nggak pernah ngasih hadiah ke cewe. Eh, pernah sih buktinya waktu itu ngasih cincin ke Naya, terus diajakin dinner.

Naya langsung berbalik dan menghadap ke kakak dan adiknya. Memang salah jika bertanya pada Revan, yang ada dirinya semakin bingung.

"Kenapa lo nggak kasih dia apartemen aja," celetuk Argan dan langsung dibalas pukulan oleh Ezra.

"Anjir boro-boro gue ngasih dia apartemen, beli kuota buat di luar aja gue kadang minta ke papa," omelnya membuat Argan terkekeh sembari mengelus kepalanya yang agak nyeri karena pukulan Revan.

"Assalamualaikum," panggil seseorang membuat mereka semua menoleh.

"Waalaikumsalam"

"Sini masuk, Del," suruh Naya dan diangguki Adel. Gadis itu masuk sembari membawa buah di tangannya.

"Kak Adel lo repot-repot banget sumpah sampe bawa buah segala," timpal Ezra karena melihat buah yang ada di tangan Adel. (Adel sama Ezra beda setahun ye)

"Nggak papa kok, lagian tadi kebetulan aja," ujarnya dan duduk di sebelah Argan. Adel melihat laki-laki itu mengelus kepalanya.

"Kenapa kak?" tanyanya pelan dan dibalas gelengan oleh Argan. Ia pun mengangguk saja. Sedangkan Ezra, entah laki-laki itu menatap ke arah Argan dan Adel dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ini Del, di minum." Naya memberikan segelas jus jeruk membuat Adel mengangguk.

"Makasih, kak"

Adel meneguk jus tersebut sedikit lalu menyenggol lengan Argan.

"Apaan?"

Nikah Muda [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang