34. Gagal

14.4K 770 23
                                    

Tadi malem akutu gabut, trs sama sekali belum ngetik jadi ide jahilku muncul
Spesial hari ini double up
Happy reading

"Revan, make up aku udah bagus belom?" tanya Naya yang masih sibuk menambahkan bedak di wajahnya.

"Jangan ditambahin, udah cukup segitu aja ntar kayak lenong," ujar Revan jujur membuat Naya mencebik.

"Masa aku dikatain kayak lenong. Aku udah jelek ya?" Naya menatap Revan dengan mata berkaca-kaca membuat Revan kelimpungan.

Laki-laki itu langsung menghampiri Naya dan langsung menghapus air matanya dengan tisu.

"Loh loh jangan nangis dong, udah cantik masa nangis," bujuknya namun bukannya berhenti Naya malah semakin menangis.

"Maaf sayang, kamu nggak kayak lenong kok, kamu cantik kayak bidadari," bujuknya lagi membuat Naya tersenyum.

"Beneran?" tanyanya berbinar membuat Revan mengangguk.

Mood Naya pun kembali membuat Revan lega. Akhir-akhir ini Naya sering nangis atau marah tidak jelas membuat Revan bingung.

"Yaudah, aku ke ruangan Reva dulu, ya," ujarnya membuat Revan mengangguk. Ia juga akan ke ruangan Argan untuk melihat kakak iparnya itu.

"Haayy bestiee," teriak Naya saat memasuki ruangan tempat Reva dirias membuat Reva berdecak.

"Gausah teriak-teriak, Nay. Ini bukan hutan," peringatnya membuat Naya mendengus.

"Siapa bilang ini hutan? Kan ini kamar," jawabnya membuat Reva memutar bola matanya malas.

"Serah lo deh"

"Eh btw, ntar kalo lo udah jadi istri Abang gue, bikinin gue ponakan yang lucu ya. Gue mau request cowo," ujarnya membuat Reva kaget.

"Emang bisa di request?" Nah kan, ketularan begonya nih.

"Ya, nggak tau. Kayaknya nggak bisa deh," jawab Naya dengan polosnya membuat Reva menoyor kepala sahabatnya itu.

"Tapi siapa tau yakan?" ujarnya meyakinkan membuat Reva mengiyakan saja.

Ceklek

Pintu kamar dibuka dan memperlihatkan Tante Rindi---mama Reva yang tersenyum di sana.

"Ayo, sayang udah waktunya turun," ajaknya membuat Naya menggenggam tangan Reva erat.

"Dingin banget tangan lo kek orang mau mati," celetuknya membuat Reva menginjak kaki sahabatnya itu.

"Anjir lo sakit woy," keluhnya dan hanya dibalas kekehan oleh Reva.

"Lo bisa diem gak sih, Nay," ujar Reva jengah karena sedari tadi Naya bergerak kesana-kemari.

"Gue gugup tau, bentar lagi lo bakalan jadi kakak ipar gue omaygaatt," ujarnya lebay membuat Reva memalingkan wajahnya. Sahabatnya ini memang tingkahnya tidak bisa diprediksi. Kelewat pinter anaknya tuh.

"Lo jangan malu-maluin suami lo deh. Masa udah cantik gini gabisa jaga image," cibir Reva membuat Naya langsung terdiam. Matanya saja sudah berkaca-kaca namun Reva tidak melihatnya.

Nikah Muda [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang