35. Perlahan terungkap

14.3K 781 28
                                    

Haiiiioooww
Happy reading 💘

Naya sedang berbaring di sofa dengan paha Revan sebagai bantalan. Tangannya sesekali mencomot martabak gosong yang ada di meja.

Ya, tadi Revan memang memasak martabak namun karena kelamaan jadinya gosong. Bisa dibayangin lah ya..btw ini martabak manis.

"Ini coklatnya kurang banyak," ujar Naya mengomentari martabak buatan Revan. Sedangkan Revan hanya mengangguk saja, dari tadi istrinya itu mengoceh entah kurang manis atau kurang keju, kurang coklat, kegaringan.

"Udah ah, kenyang," ujarnya lalu berdiri dan berjalan ke kamar. Revan menatap martabak yang ada di meja. Terdapat 3 piring dengan bermacam-macam rasa disana.

"Ini martabaknya mau diapain?" tanya Revan membuat Naya menoleh lalu berpikir.

"Makan aja kalo kamu mau"

Revan menatap martabak buatannya. Bentuknya sudah tidak karuan akibat di bejek-bejek oleh Naya. Bahkan wanita itu membuat eksperimen mencampur martabak coklat keju dengan micin, serta martabak green tea dengan saos tomat.

"Ya Allah, maafin Revan. Tapi makanan ini sudah nggak bisa diselamatkan." Revan membuang 3 piring martabak ke dalam plastik sampah. Besok pagi akan ia buang.

Revan membuka pintu kamarnya dan melihat istrinya sudah terlelap di atas kasur. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan berbaring di samping istrinya.

"Kamu hari ini aktif banget, ya," ujarnya sembari mengelus rambut Naya.

Lalu matanya tidak sengaja turun ke bagian perut Naya. Revan berpikir sejenak lalu mengusap perut istrinya itu.

"Cepet tumbuh ya, anak ayah," ujarnya lirih lalu memeluk Naya dan menyusul Naya masuk ke alam mimpi

🐯🐯

"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un"

Revan yang sedang bermain game langsung menoleh.

"Siapa yang meninggal?" tanyanya kaget membuat Naya mematikan handphonenya dan menatap Revan.

"Rafa," lirihnya membuat Revan tersenyum tipis.

"Bagus deh," jawabnya enteng lalu kembali rebahan. Naya memukul lengan suaminya itu.

"Gaboleh gitu ih, melayat kesana yuk?"

"Males ah"

Naya mengerucutkan bibirnya. "Kenapa?"

"Dia udah bikin kita marahan terus pake bawa kamu ke hotel segala," jelasnya membuat Naya mengangguk. Benar juga.

"Eh ngomong-ngomong, katanya Rafa meninggal bunuh diri loh," ucap Naya membuat Revan memutar bola matanya malas.

"Jangan ngomongin orang meninggal." Revan bangun dari tidurnya lalu hendak masuk ke kamar mandi dia kembali berkata.

"Ntar di gentayangan baru tau rasa," lanjutnya membuat Naya melotot.

"Revaaaannn," teriaknya menggelegar membuat Revan terkekeh.

_____________________

Kini mereka sedang berkumpul di rumah mama. Setelah mengantarkan bunda Intan dan ayah Akbar ke bandara, mereka mampir sebentar untuk numpang makan.

"Kebiasaan lo numpang makan," cibir Argan membuat Naya meletakkan telunjuknya di mulut pertanda untuk diam.

Wanita itu sibuk menambah makanan sampai membuat semuanya geleng-geleng kepala.

"Bini lo kenapa?" bisik Argan membuat Revan mengangkat bahunya tidak tahu.

"Betewe bwang, kwenwapa, lwo ng---uhukk uhukk." Nah kan, siapa suruh ngomong pas makan keselek kan jadinya.

Revan mengambilkan segelas air dan memberikannya pada Naya. Wanita itu langsung meneguk habis airnya.

"Kenapa lo nggak nikah aja sama si Adel?" tanya Naya dan sontak saja membuat Argan, bukan hanya Argan, tapi Ezra juga ikut menoleh.

"Nggak, dia udah gue anggep sebagai adik sendiri jadi gue nggak mau nikahin dia. Lagian dia masih kecil," ujarnya membuat Naya mengangguk dan justru telinganya mendengar Ezra seperti menghela napas lega.

Naya langsung menoleh ke arah adiknya itu dengan mata memicing.

"Apaan? Kesambet wewe gombel lo?" celetuk Ezra saat melihat Naya menatap dirinya tajam.

Naya menggeleng kemudian kembali melahap makanannya.

"Eh, tau gak?" Naya tiba-tiba buka suara membuat Revan menyuruhnya diam.

"Makan dulu habisin, baru ngomong," titahnya membuat Naya mengangguk dan langsung memakan habis makanannya.

"Kayak orang nggak makan seabad lo," ejek Argan dan dibiarkan saja oleh Naya.

"Si Rafa udah metong," ujar Naya membuat semuanya kaget.

"Serius?" tanya Argan tak percaya membuat Naya mengangguk.

"Alhamdulillah," ujar Ezra tiba-tiba.

"Nggak ada pengganggu lagi deh," lanjutnya membuat semuanya mengangguk.

Syukurlah, pengganggu yang sebelumnya hadir dalam hidup mereka perlahan menghilang. Mungkin sebentar lagi Elvara akan menghilang juga.

"Masyaallah, akhirnya ya"

Mereka ber empat sedang menonton televisi dan menampilkan Elvara yang tengah memakai baju yang sedang ngetrend berwarna orange dengan tulisan belakang 'TAHANAN'

Pakaian itu memang lagi ngetrend belakangan ini, jadi Naya kagum karena Elvara bisa mengikuti trend tersebut.

"Dia cewek gatel yang kemaren ya?" tanya Ezra dan diangguki Naya.

"Dia juga yang bikin gue marah sama suami gue yang paling ganteng. Coba aja tu cewek nggak pernah ada, pasti gue nggak akan ngajak suami gue yang ganteng ini pisah ranjang," cerocosnya membuat yang lainnya mengangguk agar cepat selesai.

"Nay." Argan memanggil Naya membuat sang empu menoleh.

"Lo nggak ada niatan ngasih gue keponakan?" tanyanya membuat Naya terdiam.

"Sabar, bang. Mungkin bentar lagi," ujarnya.

"Gue mau cowok," celetuk Ezra dengan semangat membuat Naya berjingkat kaget.

"Nggak bisa, gue maunya cewek. Enak aja lo," tolak Argan dan akhirnya mereka pun berdebat ingin cewek atau cowok.

Naya dan Revan hanya mengacuhkan saja. Sedikasihnya aja asalkan anaknya sehat nggak kurang apapun. Beres kan?










Aku sih pengennya cewek
Kalian pengennya apa?

Btw kasih tau cowok yang mukanya garang gitu, tapi juga bisa kiyowo
Bisa idol K-Pop, artis western atau aktor Thai gitu

Xixxi thank you

Ini ga sampe 1k kata soalnya udah buntu segini aja di part ini
Nanti malem lagi ok

Btw ini udah menuju ending😍
Byee 👋

Nikah Muda [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang