30. Hilang jejak

11.5K 756 6
                                    

Janjinya tripel up kan?
Oke happy reading

"Apaan, aku udah chat kamu," ujar Naya mencoba menjelaskan.

"Tapi nggak ada chat masuk, aku nungguin kamu dari pagi nggak ada chat sama sekali. Aku telepon kamu juga nggak diangkat. Maunya apa sih?" tanya Revan frustasi. Ya walaupun tidak terjadi apa-apa pada istrinya semalam, Revan ingin memberitahukan Naya saja kalau tidak semua orang itu bisa dipercaya. Mungkin awalnya teman, jika lama-lama menjadi musuh? Kan bahaya.

"Kamu kenapa sih bebal banget kalo dikasih tau. Aku udah chat kamu, mau bukti? Hah?"

Revan meraup wajahnya kasar. Sudah pusing masalah kerjaan, ini lagi debat sama Naya. Hadeehh

Naya mengambil handphonenya yang masih ada di dalam tas dan membuka room chatnya bersama Revan.

6 pesan terakhir yang dikirim Naya dan belum dibaca oleh Revan. Dikirim kemarin jam saat Revan melakukan meeting.

Revan menghela napasnya. Apalagi ini.

"Tapi di handphone aku nggak ada, Naya," jelas Revan membuat Naya menggeleng.

"Ya mana aku tau, atau jangan-jangan ada yang nyadap handphone kamu?" curiga Naya membuat Revan terdiam.

Apakah Tian? Tentu saja tidak mungkin Tian melakukan seperti itu. Salah Revan juga sebenarnya meninggalkan handphonenya di ruangan ketika ia pergi ke kamar mandi.

Revan menghela napas lalu menarik Naya ke dalam pelukannya.

"Maaf," ujar Revan sembari menciumi kepala Naya dengan sayang. Naya yang dipeluk pun ikut membalasnya.

"Maaf juga," lirihnya dan diangguki Revan. Naya melepas pelukannya dan menatap suaminya itu dalam.

"Maafin aku ya, semalem," jelas Naya dan diangguki Revan. Laki-laki itu mengecup kening Naya lama menyalurkan kasih sayang yang ia punya. (ewww kok geli)

"Yaudah, aku ganti baju dulu," ujar Naya membuat Revan menggeleng. Ia malah kembali memeluk Naya erat seperti tak mau kehilangan istrinya itu.

"Lah? Aku mau ganti baju dulu. Ntar aku kedinginan gimana?"

"Aku angetin," jawabnya santai membuat Naya berdecak.

"Lepas dong, kayak bocil banget sih. Ntar kalo aku masuk angin baru tau rasa," ancam Naya membuat Revan melepaskan pelukannya dan membiarkan Naya berganti baju.

Laki-laki itu segera turun ke bawah dan menanyakan keadaan di hotel semalam.

"Katanya ada cowok yang bawa kakak ke hotel. Disitu kak Nay keadaannya entah tidur atau pingsan," jelas Ezra dan diangguki oleh Argan.

"Semalem si Nay pergi sama siapa sih?" tanya Argan bingung karena ia tidak tahu siapa yang pergi bersama adiknya semalam.

"Mana gue tau, gue kan nggak kenal temennya dia."

"Rafa," celetuk Revan membuat Argan dan Ezra menatap ke arah Revan.

"Rafa?" beo Argan sembari berpikir. Nama itu sepertinya tidak asing.

"Kek kenal gue namanya," timpal Ezra dan diangguki oleh Argan.

"Hello, orang cantik datang," teriak Naya dari atas membuat Ezra, Argan dan Revan spontan menoleh menatap Naya.

"Mana red carpetnya, gue kan ratu harusnya disambut pake red carpet. Terus dilempari bunga, dikasih mahkota," cerewet Naya membuat Ezra melempari kakaknya itu dengan spons yang ada di meja. Entah kenapa bisa ada spons di meja.

Nikah Muda [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang