39. Bahagia & Buruk

17.3K 927 47
                                    

Apanih aku mau nulis apaaa?
Besok aku sekolah tapi Masi blm ngantuk

3 bulan kemudian....

Hari ini, Revan dan Naya akan pergi ke dokter untuk chek up, dan sekarang juga, mereka akan mengetahui apa jenis kelamin anak yang dikandung Naya.

"Nanti habis chek up ke rumah mama dulu ya," pinta Naya membuat Revan mengangguk. Mau mampir di rumah bunda pun percuma, bunda dan ayah sedang berada di luar kota karena ada saudara yang menikah.

Revan memutari mobilnya lalu membuka pintu untuk istri tercintanya itu.

"Aaaa suami siapa si ini sweet banget," ujar Naya membuat Revan tersenyum.

"Suaminya orang," jawabnya lalu merangkul pinggang Naya dan masuk ke dalam.

"Aku pengen es krim masa," celetuk Naya tiba-tiba membuat Revan menghela napas. Es krim lagi?

"Nggak. Semalem kamu sakit perut kan gara-gara makan es krim terus"

Naya mengerucutkan bibirnya. Benar juga, semalam ia sampai tidak bisa tidur gara-gara harus bolak balik ke kamar mandi.

Bayangkan saja, 1 ember es krim dia makan sendiri sampai sisa seperempatnya. Gimana nggak sakit itu perut.

"Yaudah, aku mau seblak." Naya mengganti keinginannya dan tetap saja dibalas gelengan oleh Revan.

"Terus aku harus makan apa?" tanyanya tidak santai lalu berhenti berjalan membuat Revan menatapnya.

"Makan nasi, maunya makan apa?" jawab Revan. Benar kan? Nggak makan nasi nggak kenyang. Iya apa iya?

"Aku pengen cemilan." Naya menghentakkan kakinya. Memang di usia kehamilan Naya sekarang, wanita itu lebih banyak nyemil daripada makan. Sampai Revan harus memiliki kesabaran ekstra agar bumil ini bisa makan.

"Cemilan apa?" Revan berusaha sabar. Tak jarang mereka jadi pusat perhatian oleh orang yang berlalu-lalang disini.

"Bakso," gumamnya membuat Revan menghela napasnya, lagi.

Ganti lagi, lihatlah beberapa menit lagi pasti udah berubah lagi.

"Iya nanti pulangnya kita mampir beli bakso," ujar Revan final membuat mata Naya berbinar.

"Yeyyyy sayang deh sama Revan," ujarnya lalu memeluk lengan suaminya. Mereka pun berjalan menuju ruang chek up.

"Bisa dilihat disini, ini dia bayinya. Alhamdulillah bayinya sehat," jelas dokter membuat kedua calon orang tua itu senang. Senyum merekah tidak luntur dari wajah mereka masing-masing.

"Jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan," ucap dokter membuat mereka berdua melotot.

"Hah? Gimana dok?" beo Naya membuat dokter tersenyum.

"Yang ini, jenis kelaminnya perempuan. Kelihatan dari sini hidung keduanya mirip ayahnya. Wajah anak perempuan juga lebih cenderung ke ayah," jelas dokter.

"Kalau yang ini, masih malu-malu. Jenis kelaminnya laki-laki, jika dilihat mata, alis dan bibirnya mirip dengan ibunya. Wajahnya lebih berkolaborasi antara wajah ayah dan ibunya."

Nikah Muda [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang