5.Persetujuan keduanya

727 23 0
                                    

🍂

✨Ada saatnya kita tak punya pilihan lain, selain terdiam dan mencoba menerimanya ✨
-IlalangRiosFernandez
-ErikaChandrariniMackenzie

*****


Papah tersenyum bangga kearah gue, ia menepuk punggung gue beberapa kali lalu memeluk gue kekar sangat erat

"Nah gitu dong, ini baru anak papah" Ucap papah sembari mengusap acak rambut gue

"Setelah ilalang tau siapa ceweknya Ilalang berhak nentuin Nerima atau tidaknya" Balas gue datar yang di balasi anggukan semua orang yang ada dikamar mamah, sangat malas mengucapkan bahwa gue menerima perjodohan itu karena benar benar hati gue beda dengan ucapan yang barusan gue katakan

Sebenarnya gue gak kepengin Nerima perjodohan ini, hanya demi mamah gue rela ngorbanin masa remaja gue buat dinikahin begitu saja, sungguh dunia ini benar benar tidak berakal. Skenario apa yang akan tuhan rencanakan buat hidup gue ini.

Mamah yang tadinya nangis terisak -isak sekarang kembali tersenyum bangga dan menatap gue penuh kasih sayang

"Bang Lo tau gak cewek yang mau dijodohin sama Lo?" Tanya Alice Ade gue

"Gak" jawab gue singkat

"Ceweknya satu sekolah sama kita lho bang, terus dia juga cantik banget, setahu alic dia itu orangnya ramah gak songong kayak mantan kakak itu" Ucap Alice

Gue sedikit terkejut dan penasaran dengan apa yang sudah diucapkan Alice, perempuan yang mau dijodohin sama gue satu sekaloh sama gue? What? Demi apaaaa?kira kira bentuk ceweknya kayak gimana ya? Anjir.

Gue minta izin masuk ke kamar, gue gak mau lama lama berkumpul dikamar mamah cuman hanya membahas masalah perjodohan gue. Ahhh benar benar menyebalkan

Ilalang POV end

*****

Erika POV

Gue bangun dari tidur, dilihat dari cermin wajah gue sangatlah pucat, mata yang membengkak akibat sedari tadi gue nangis tak ada hentinya.

Gue masih memikirkan perkataan kedua orangtua gue, yang jelas saja bagaimana rasanya kalian kalau diposisi gue?. Dipaksa nikah diwaktu SMA kalau sama orang yang gue cinta sih mau mau aja, lah ini sama orang pilihan orangtua gue. Kesel kan? Pengen marah kan? Gak mau kan? Pengen ilang aja gue di muka bumi ini.

Kedua mata gue fokus mencari sesuatu yang gue cari, ahh sial disaat gue membutuhkan sosok pendengar tiba tiba gue lupa naro handphone. Mencari terus mencari dan tring, otak gue mencerna seketika

"Terakhir naro di ruang keluarga" monolog gue nih.

"Bangke" gue turun dari tangga menuju ruang keluarga mencari benda pipih yang terdapat di meja ruangan itu.

Setelah gue mendapatkan benda pipih itu, langkah gue terburu buru menuju kamar karena takut ada yang lihat gue keluar kamar. Ya gue ga mau ada yang lihat karena kan ceritanya hari ini gue lagi ngambek nih.

Gue membuka aplikasi WhatsApp mencari nama seseorang yang ingin sekali gue hubungi dari tadi, setelah itu gue menelponnya terlebih dahulu

ILALANG (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang