Hallo guys! maaf ya jarang banget update soalnya aku lagi sibuk nugas huhu;(
Yaudah lanjut aja ya.Jangan lupa VOTE DAN KOMEN.
Maaf typo bertebaran.Selamat membaca!!
"Kalian lagi ngapain? "
Deg
Suara itu, seperti tidak asing. Gue sangat mengenal suara itu, sontak gue langsung membalikan badan gue melihat siapa yang tadi berbicara. Dan
"Chandra?" Lirih gue kaget
Ya, suara itu milik Erika. Gue lihat matanya mulai mengeluarkan butiran air mata, sempat Erika akan berlari namun dengan cepat gue mencegahnya dengan cara mencekal tangan Erika.
"Ra, aku bisa jelasin ini semua gak sesuai dengan apa yang kamu pikirkan ra" ujar gue meyakinkan Erika
"Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kak! Lepas aku mau pergi" Erika menghempaskan tangan gue dengan paksa, walaupun ia seorang perempuan tetapi kekuatannya sama dengan kekuatan seorang laki-laki, kuat.
"Chandra jangan lari! " gue berlari meninggalkan Salsha karena khawatir dengan keadaan Erika yang sekarang ini sedang hamil.
Yang terpenting sekarang adalah Erika, gue terus berlari mencari arah jalan Erika namun nihil, gue kehilangan jejaknya saat ini.
"Anjing!" sarkas gue menendang bebatuan kecil dibawah.
Tidak ada pilihan lagi, gue berjalan kembali ke tempat salsha berada. Bukan berarti gue mau nyamperin Salsha tapi, gue mau ngambil motor gue yang terparkir tepat ditempat itu.
Saat gue tiba ditempat itu gue tidak melihat Salsha ada disitu, mata gue menyapu seluruh tempat itu. 'Kemana dia? ' batin gue tak henti-hentinya melirik ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Salsha.
"Kenapa gue harus peduli sama Salsha? Harusnya gue khawatir sama keadaan Chandra sekarang" gumam gue sebelum beranjak pergi dari tempat itu.
Sesampainya di rumah dengan cepat gue mencari keberadaan Erika mulai dari halaman depan, ruangan tamu, dan seluruh ruangan gue cek tapi tidak ada. Hanya satu tempat yang belum gue cek yaitu Kamar.
Saat gue hendak membukakan pintu kamar itu susah karena terkunci didalamnya.
"Chandra, bukain pintunya sayang" teriak gue mengetuk-ngetuk pintu kamar
Tidak ada jabawaban dari Erika, gue membuang nafas pasrah mungkin Erika butuh waktu untuk sendiri. Lebih baiknya sekarang gue gak usah ganggu dia.
Ilalang end POV
*****
Author POV
Seorang perempuan terbangun dari tidurnya, Erika melihat jam dinding menunjukan pukul 12:16 siang, ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
Setelah selesai membersihkan diri nya langsung turun kebawah, matanya menangkap sosok yang sedang tertidur pulas di sofa. Erika mengerutkan keningnya.
"Gak sekolah?" Batin Erika
Baru saja Erika akan melangkah mendekati Ilalang, tiba-tiba Erika ingat akan Satu hal yang membuat hatinya kembali sakit. Ia memundurkan lagi langkahnya, hari ini Erika tidak peduli dengan Ilalang, Erika sangat marah.
Air matanya mulai menetes perlahan. "Kenapa kamu tega kak hiks" ujar Erika berlari keatas.
Sampai di kamar, Erika terburu-buru membereskan semua barang-barangnya kedalam koper. Ia fikir sekarang lebih baik Ia pergi saja dari rumah Ilalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILALANG (TAMAT)
Romance"Kamu akan papah jodohkan" begitulah ucapan dari seorang laki laki paruh baya yang membuat Ilalang langsung terkejut "Maksudnya?" "Iya sayang kamu akan dijodohkan sama anak teman kolega papa kamu" Ucap seorang perempuan setengah paruh baya "Gak! il...