23. Sayang?

804 22 0
                                    

Jangan lupa VOTMEN nya;)
Selamat membaca!

Deg

Semua orang terdiam.

Semua orang tiba-tiba membisu.

Tatapan mereka semua menjadi kosong.

"Gak! Gak mungkin dok"

Ilalang membuka pintu ruangan UGD, terlihat Erika yang tertidur tak sadarkan diri. Perlahan Ilalang berjalan mendekati Erika, Ilalang tersenyum kala melihat wajah Erika yang tenang saat tertidur.

Semua yang ada diluar ruangan ikut memasuki ruangan UGD untuk mengecek keadaan Erika, namun mereka menghentikan langkahnya kala melihat Ilalang yang sedang menatap datar Erika.

Tangan Ilalang terangkat mengusap kepala Erika, lalu menggenggam tangan Erika dengan lembut.

"Lo lemah! Kenapa Lo gak bales cewek itu hah? Kenapa Lo diam aja pas Lo dibentak sama dia Ra? Liat gue sekarang Ra!." Cecar Ilalang menahan air matanya agar tidak keluar, namun usahanya sia-sia. Air mata Ilalang sudah tidak bisa ditahan lagi, ia menangis sejadi-jadinya

Fahri, Kiki dan Filio berjalan menghampiri Ilalang. Mereka mengusap bahu Ilalang berusaha menguatkannya, sejujurnya mereka juga sangat terpukul mendengar keadaan Erika sekarang.

"Lang, Lo yang kuat ya, Erika gak kenapa-napa kok." Ucap Kiki dengan lembut

"Iya Lang, Erika pasti bisa sembuh" Filio ikut mengusap punggung Ilalang

"Chandra, dia udah gak bisa liat dunia ini la..."

"Suuuutt, Lo gak boleh ngomong kayak gitu." Ujar Fahri

Perlahan mata Erika terbuka, semua orang yang ada disana langsung mendekati Erika.

"Sayang, sayang kamu gak papa kan." Kata Wike, bundanya Erika

Mata Erika mengeluarkan air mata. "Bun, kenapa semuanya gelap, ini mati lampu ya Bun? Erika gak bisa lihat apa-apa." Ucap Erika dengan lembut

Deg

Lagi dan lagi semua orang meneteskan air matanya, mendengar Erika berbicara seperti itu, kenapa hati mereka sangat tergores. Apa yang harus mereka katakan kepada Erika? Apakah mereka akan berbohong dengan mengatakan kalau sekarang mati lampu? Lalu harus berapa lama mereka berbohong?

Ilalang memeluk Erika dengan sangat erat, ia menangis sesenggukan didalam pelukan Erika. Yang dipeluk pun hanya diam, bingung atas apa yang sudah terjadi.

"Kak? Kenapa pada gelap sih, aku gak bisa liat Kakak loh." Tangan Erika mencari-cari wajah Ilalang.

"Bun, mah, kalian aja yang ngomong." Ucap Ilalang

Namun, kedua ibu tersebut menggelengkan kepala, mereka tidak akan kuat memberi kabar buruk ini kepada Putrinya. Tidak ada yang berani memberi tahu semua ini kepada Erika, semua orang tidak berani mengatakannya.

Terpaksalah Ilalang yang harus mengatakan semuanya. "Ra? Kamu gak boleh nangis ya denger nya? Janji ya?"

Erika mengangguk antusias.

"Kamu gak bisa lihat apa-apa kan?" Tanya Ilalang dibalas anggukan oleh Erika

"Kamu akan terus seperti itu Ra." Ilalang menahan Isak tangisnya agar tidak terdengar oleh Erika

Erika mengerutkan keningnya bingung atas apa yang dikatakan suaminya. "Maksud kakak gimana ya?" Tanya Erika

"Gara-gara air sambal tumpah kena mata kamu, akibatnya kamu kehilangan penglihatan."

Bagai tersambar petir, bagai tertusuk seribu duri, bagai terkena panas api yang membara, Erika terkejut mendengar penuturan Ilalang.

"Kok kakak ngomongnya kayak gitu? Mata aku gak kenapa-kenapa kan Bun, bundaaa?." Erika menahan air matanya agar tidak membanjiri pipinya, namun setelah mendengar penjelasan dari bundanya, Erika tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia sangat hancur saat ini.

ILALANG (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang