10

77 6 1
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -

•••

"Aku adalah salah satu orang yang pernah setia namun diduakan dan pada akhirnya mencari pelampiasan."
- Intan Alessandra Alena -

•••

Intan melajukan motor KLX-nya melampaui batas. Untung saja pagi ini jalan raya masih sepi, jadi tidak banyak orang yang berlalu lalang.

Kekesalannya tadi malam ternyata masih berlanjut hingga sekarang. Bagaimana tidak? Sehabis pulang dari indomart tadi malam, ia melihat keberadaan Kezio.

Bukan, ia bukan kumpul bersama teman-temannya seperti pesan chat yang ia kirim pada Intan. Melainkan bersama seorang cewek. Cewek yang sama dengan yang Intan lihat saat di parkiran gramedia dua hari yang lalu.

Intan memang seorang playgirl dengan berpacaran dua, tiga bahkan empat orang sekaligus. Namun, jujur untuk kali ini, dari hatinya yang paling dalam, ia benar-benar mencintai Kezio.

Jika mencintai Kezio, lantas kenapa Intan selingkuh?

Intan itu tipe cewek yang tidak tegaan. Jadinya, jika ada seorang cowok mengajaknya berpacaran, maka akan ia terima. Sejenis menerima tawaran berpacaran karena kasihan.

Beberapa cowok yang dipacarinya tidak pernah ia anggap serius. Bahkan, kadang Intan lupa jika ia memiliki hubungan dengan orang lain akibat terlalu banyak cowok yang ia terima untuk jadi pacarnya. Ya, mungkin itulah salah satu alasan kenapa saat ini Intan berbuat demikian.

Mengenai perasaan Intan kepada Kezio, hati cewek mana yang tidak cemburu dan tidak sakit hati ketika melihat pacarnya bersama dengan orang lain? Berduaan pula. Hal itu membuat Intan geram. Karena selain mendua, Intan juga tidak suka dibohongi seperti ini oleh Kezio.

Sekarang, ia ingin mencari pelampiasan. Dia tidak ingin terus-terusan disakiti berkali-kali. Ia ingin, apa yang ia rasakan juga dirasakan oleh orang lain.

Jahat? Mungkin iya.

Tapi, apa lagi yang bisa ia lakukan? Ia mencoba untuk setia pun tetap saja diduakan. Karena pada faktanya, baiknya sebuah hubungan itu bergantung pada kesetiaan serta komitmen dari kedua belah pihak. Jika hanya satu pihak saja sedangkan pihak lain berbuat semena-mena apalagi soal hati, maka hubungan itu hanya akan menjadi sia-sia.

Kalian boleh menghakimi Intan atas perbuatannya. Tapi coba berpikirlah, jika kalian juga berada dalam posisi yang sama seperti Intan, mungkin kalian juga akan melakukan hal yang sama.

Rekor baru untuk Intan Alessandra Alena karena datang ke sekolah disaat keadaan sekolah masih terbilang sepi. Bahkan, Pak Banu—petugas sekolah SMA Lentera Bangsa— baru saja membuka gerbang sekolah beberapa menit yang lalu.

Saat ini di depan kelas XI IPS II, Intan duduk di kursi yang memang telah disediakan di setiap kelas. Ia terlihat mengutak-atik ponsel di genggaman tangannya.

Masih dengan raut wajah yang kesal, Intan mulai membuka satu persatu pesan yang masuk di aplikasi WhatsApp-nya. Tak berselang lama, raut kesal itu pudar, berganti dengan sebuah senyum remeh.

Merkurius Kanagara
[Mau nggak jadi cewek gue?]

Venus Jumantara
[Jadian, yuk?]

Bumi Bentala
[Gue mau jujur]
[Gue suka sama lo]

Mars Karsa
[Gue udah lama suka sama lo]
[Nggak bisa lagi gue mendam perasaan ini, Tan]

Jupiter Jatmika
[Lo tipe gue banget lho, Tan]

Saturnus Adiwarna
[Kalau gue bilang suka, lo jawab apa?]

Uranus Amerta
[Boleh kan kalau gue mau ngisi hati lo?]

Neptunus Gemintang
[Gue mau jadi orang yang bisa bikin lo bahagia]
[Gue mau jadiin lo pacar gue]

Meteor Jenggala
[Love you]
[Kalau lo balas, berarti kita jadian]
[Kalau nggak dibalas, kita tetep jadian]

Jari tangannya mulai lincah membalas pesan chat sembilan cowok dari beberapa puluh cowok lain yang juga mengungkapkan perasaan mereka padanya.

"Selamat bersenang-senang sembilan boyfie-ku," gumam Intan. Tak lupa dengan senyum menyeringainya.

Selesai dengan aktivitasnya, Intan memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu duduk tenang sambil menunggu kedua sahabatnya datang.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian, datanglah Raqilla bersama Jesna. Mereka berjalan beriringan dan menatap keberadaan Intan yang duduk sendiri di depan kelas.

"Kenapa tuh duduk di situ sendirian? Tumben." Jesna menatap aneh ke arah Intan.

Raqilla menggeleng pelan. "Gue nggak tau. Mending samperin," dagunya terangkat mengarah ke Intan.

Jesna berdehem. "Ada apa nih? Beda banget auranya," tanya Jesna.

"Gue lagi pengen seneng-seneng," jawab Intan sekenanya.

"Seneng-seneng?" beo Raqilla seraya mengangkat sebelah alis, heran. Gadis itu terlihat berpikir sejenak. Tak lama kemudian, Raqilla membulatkan matanya. "Lo mulai lagi, Tan?"

Ya, mulai yang dimaksud oleh Raqilla adalah Intan kembali ke sifat playgirl-nya.

Intan mengangguk mengiyakan. Kedua tangannya ia lipat di depan dada lalu menyandarkan punggung pada sandaran kursi.

"Gue liat Kezio tadi malam berduaan sama jalangnya," Intan menekankan kata 'jalang'. Ia lebih dulu menjelaskan alasannya bahkan sebelum Raqilla kembali bertanya.

Raqilla memutar bola mata malas. "Udah gue bilang berapa kali sih. Putusin aja orang kayak gitu. Susah bener ni anak dibilangin," keluh Raqilla bosan.

"Udah deh, Tan. Lo tuh nggak capek apa macarin cowok-cowok sekaligus gitu? Gue liatnya aja capek, lho," sahut Jesna.

"Gue kayak gini karena gue pernah setia tapi dibuat kecewa. Gue cuman mau mereka ngerasain apa yang gue rasa," balas Intan penuh penekanan.

Raqilla berdecak kesal. "Lo nggak perlu bersikap kayak gitu cuman buat  melampiaskan rasa sakit lo, Tan," gadis itu mengusap bahu Intan.

"Gue capek, Qil. Gue capek selalu disakitin terus sama mereka. Kenapa disaat gue udah mencoba buat bener-bener setia sama satu cowok, cowok itu malah nyakitin dan nyelingkuhin gue?"

"Gini ya, Intan, sayangku, sahabatku yang cantik, si pinter matematika, si anak Raikan yang ngebiasin Off Jumpol, lo harusnya sadar diri. Lo disakitin sama cowok karena lo juga udah mainin perasaan cowok. Setiap perbuatan yang lo lakuin pasti bakalan balik ke diri lo sendiri." Ya, kini Raqilla sudah mulai pidatonya.

"Ngapain gue yang harus sadar diri? Gue nggak ngelakuinnya lebih dulu. Gue kayak gini karena gue yang diperlakuin semena-mena trus dipermainkan, disia-siakan. Jadi, itu nggak salah gue kalau gue juga berbuat hal yang sama," balas Intan dengan segala keras kepalanya.

"Udah, Qil. Iyain aja. Lo tau kan kalau Intan tuh dikasih tau emang ngeyel. Biasanya ntar nyeselnya diakhir trus ngadu-ngadu ke kita," timpal Jesna berusaha mengakhiri perdebatan keduanya.

"Terserah lo deh, Tan. Tapi kalau sakit hati lagi, lo jangan salahin gue. Karena gue udah ngingetin lo."

Setelahnya, ketiga cewek itu masuk ke kelas dan duduk di bangku mereka masing-masing.

•••

To be continue⚘

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang