39

42 4 8
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

"Bangs*t! Jadi dia orangnya?!" ucap Intan membuat Aris, Brian dan Frans sontak berbalik badan dan menatap Intan yang entah sudah sejak kapan berada di sana bersama dengan kedua sahabatnya.

Tanpa banyak kata lagi, Intan sudah kepalang emosi kepada sosok orang yang sudah menyebarkan sebuah fakta tentang dirinya. Ia berjalan keluar dari ruangan itu lalu menuju ke kantin. Tujuannya sekarang adalah menemui orang itu.

Seisi kantin yang tadinya ramai mendadak sunyi senyap karena kedatangan Intan dengan raut wajah emosinya. Ia mengedarkan pandangan ke segala penjuru kantin. Pandangannya kini terhenti ke pojok kanan kantin pada seorang siswi yang tengah melahap nasi goreng di atas mejanya tanpa menyadari situasi sekitar.

Intan mendekat ke arah cewek tersebut lalu menggebrak mejanya membuat cewek itu terjingkat kaget hingga tersedak.

Ia menatap tajam ke arah Intan yang menganggu kedamaiannya. "Apa-apaan lo?"

"Lo yang apa-apaan, gobl*k! Dapet info dari mana sampai nyebarin fakta tentang gue, hah?!" tanya Intan emosi.

Cewek itu terkekeh sinis. "Emang kenapa? Kepo amat sih lo."

"Lo punya masalah apa sih sama gue, Mel?"

"Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?" ucap Meli dengan nada yang membuat Intan ingin menghajarnya saat ini juga.

"Ya udah, biar aku kasih tau, ya." Meli mendekatkan badannya ke Intan lalu berbisik pelan. "Gue nggak suka crush gue punya pacar, apalagi pacarnya itu modelan kayak lo, Intan Alessandra Alena," ucap Meli penuh penekanan saat menyebutkan nama lengkap Intan.

Sekarang berganti Intan yang terkekeh sinis sembari melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Meli dengan tatapan remeh. "Iri, ya? Gerah? Panas liat gue pacaran sama Aris?"

"Berani kok nge-crush-in doang?" tanya Intan dengan senyum seringaiannya.

"Bangs*t lo, Intan!" Meli telah terlampau emosi hingga ia menjambak hijab segitiga yang Intan gunakan hingga hampir terlepas.

Tak mau kalah, Intan juga ikut menjambak rambut Meli dengan kencang hingga cewek itu menjerit kesakitan karena ulahnya. Intan tersenyum sinis melihat kondisi Meli karena ulahnya.

Aris bersama Brian dan Frans serta Raqilla dan Jesna terbelalak kaget saat memasuki area kantin. Di pojok kanan sana sudah terjadi kegaduhan antara Intan dan Meli. Tak ada satupun siswa dan siswi yang melerai keduanya. Mereka semua hanya menatap kedua siswi itu tanpa berniat menghentikannya.

"Kalian cuman ngeliatin doang?!" tanya Brian saat tak sengaja bersitatap dengan Michael.

"Seru, Bri. Kapan lagi coba liatin cewek famous kayak Intan berantem?"

Raqilla dengan cepat menghampiri Intan dan menjauhkan cewek itu dari Meli. Bisa gawat jika Intan lepas kendali.

"Udah, udah. Ntar botak kepalanya kalau rambutnya lo tarik kenceng-kenceng kayak gitu," ucap Raqilla sembari membenarkan posisi hijab Intan yang berantakan.

"Kenapa nggak dibotakin aja sih sekalian?" sahut Jesna yang baru menghampiri Intan.

"Gue tunggu penjelasan dari lo," ucap Intan sambil menatap tajam ke arah Meli. Ia kemudian berlalu begitu saja keluar dari area kantin tak lupa diikuti Raqilla dan Jesna.

Tak berselang lama, pengeras suara pengumuman terdengar memanggil nama Meli. Setelah membenarkan posisi rambutnya yang tadi sempat acak-acakan, Meli segera menuju ke kantor tanpa mempedulikan tatapan seisi kantin kepadanya.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang