54

45 5 3
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

"Qil, Intannya ada?" tanya Aris pada Raqilla yang sedang piket menyapu di kelas. Pagi ini, gadis itu memang sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya. Bahkan seisi kelas masih kosong dan hanya ada dirinya di sana.

Raqilla menghentikan aktivitasnya sejenak. "Belum dateng. Emangnya kenapa?"

"Gue mau nanya sama lo boleh?"

Raqilla mengerutkan kedua alisnya bingung. "Nanya apa?"

"Nomor WA-nya Intan ganti?"

Raqilla sontak terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan Aris padanya. Sekarang, ia malah dilanda kebingungan. Mengatakan yang sebenarnya pada Aris atau tetap diam tanpa menjawab.

"Sebenernya, dia emang udah ganti nomor," jawab Raqilla terdengar ragu.

"Gue boleh tau nomornya?"

"Soal itu, gue nggak bisa ngasih ke lo, Ris. Intan udah ngelarang gue atau Jesna dan siapapun itu ngasih nomor dia."

"Oh, nggak papa. Ya udah kalau gitu, makasih, ya," ucap Aris.

"Maaf, ya, Ris."

"Santai aja. Gue pergi dulu."

Aris kembali ke rooftop yang mana di sana para sahabatnya telah menunggunya. Melihat kedatangan Aris, lantas mereka serentak menoleh dan menunggu kata yang akan terucap dari mulutnya.

"Gimana, Ris?" tanya Ricky mewakili kelima sahabatnya yang lain.

Aris menggelengkan kepalanya. "Intan belum dateng," jawabnya lesu.

"Trus tentang rekaman bukti itu gimana?" Frans bertanya.

"Gue masih bingung gimana cara ngungkapin semuanya sama Intan. Secara dia juga selalu ngehindar dari gue.'"

"Btw, lo beneran pergi hari ini, Ris?" tanya Jeremy.

"Iya," jawab Aris seraya mengangguk mengiyakan. "Mungkin sebelum jam istirahat gue udah harus pulang dan pergi ke sana," jelasnya.

•••

Sementara itu, di kelas XI IPS II, akibat rerlalu fokus menyapu, Raqilla itu sampai tidak sadar jika Jesna sudah berada di ambang pintu sambil memperhatikannya yang sesekali bernyanyi dengan menggunakan sapu di tangannya sebagai mikropon.

Sebuah ide jahil terlintas di dalam otak Jesna. Cewek berbadan pendek dan agak berisi itu tersenyum sinis sambil mengusap kedua tangannya.

"Saatnya melaksanakan aksi memuaskan di pagi hari," batinnya.

Jesna berjalan secara perlahan-lahan mendekati Raqilla yang tengah menyapu dan membelakangi dirinya. Sebelum melancarkan aksinya, Jesna terlebih dahulu menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Maafin Jesna, ya Allah. Jiwa-jiwa jail lagi meronta-ronta nih."

"DORRRR!!!"

"ALLAHUAKBAR! ASTAGHFIRULLAHAL'ADZIM!" teriak Raqilla terjingkat kaget. Gadis itu langsung mengusap dadanya karena terkejut.

Raqilla berbalik badan dan telah mendapati Jesna yang sudah tertawa gelak menertawakannya.

"Nggak ada akhlak, lo, Jes! Kalau jantung gue copot gimana?!" ucap Raqilla emosi.

"Kalau copot tinggal pasang lagi aja. Apa susahnya sih, ah!"

"Keterlaluan lo, Jesnaa!"

Kesal dengan perbuatan Jesna padanya, Raqilla mematikan musik di ponselnya. Kemudian, ia mengangkat sapu dan ditujukan ke arah Jesna.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang