19

67 7 0
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

Akhir pekan seperti ini biasanya Intan akan berada sendirian di rumah. Tentu saja, karena Lintang dan Aruna akan pergi ke Pesantren untuk mengunjungi anak kedua dan ketiga mereka.

Hal itu rutin mereka lakukan tiap satu minggu sekali, dan biasanya Lintang dan Aruna berangkat Sabtu sore hingga sampai di penginapan saat malam hari. Kemudian, keesokan harinya barulah mereka mengunjungi anak-anak di Pesantren.

Setelah semua pekerjaan rumah telah ia selesaikan, Intan duduk di sofa ruang tamu kemudian menghidupkan televisi. Acara televisi yang akan ia tonton hari ini adalah tentang sebuah sponge kuning yang hidup di lautan. Sambil menonton, tak lupa pula ia memakan beberapa snack dan cemilan yang memang telah ia sediakan sebelumnya.

Saat menonton, ia tak benar-benar menikmati acara televisi itu. Matanya memang menatap ke arah layar televisi, namun tidak dengan pikirannya yang berkelana kemana-mana.

Ia masih tidak menyangka kenapa Kezio bisa setega itu mempermainkan hatinya. Ini bukan hanya sekali dua kali. Tapi sudah yang keempat kalinya.

Pada hakikatnya seorang cewek tidak akan bisa melupakan hal sekecil apapun tentang hal yang telah menyakiti hatinya. Intan sangat ingat betul kapan Kezio telah menduakannya ... ralat, bahkan mungkin mentigakannya.

Pertama, ketika di parkiran gramedia waktu Intan bersama kedua sahabatnya membeli novel bersama. Kedua, malam harinya setelah kejadian di gramedia Intan kembali melihat Kezio bersama seorang cewek sedang nongkrong di pinggir jalan berdua. Dan cewek itu adalah cewek yang sama saat di gramedia.

Ketiga, saat Intan melihat story instagram Kezio saat di club bersama cewek seksi yang Intan sendiri jelas tidak tahu itu siapa. Lalu yang terakhir masih dengan tempat yang sama yaitu club, Kezio mengunggah videonya bersama cewek yang berbeda dari sebelumnya. Divideo itu memperlihatkan Kezio dan cewek itu sedang bersatu padu dalam ciuman panas.

Tanpa dirinya sadari, saat ini ia bahkan sudah menitikkan air matanya. "Udah cukup, Kezio Raymond. Gue udah muak dengan semua perbuatan lo," geramnya sambil menyeka kasar air mata yang membekas di pipinya.

Dengan sigap ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ia segera mengetikkan nama Kezio pada kolom pencarian kontak WhatsApp dan mengirimkannya sebuah pesan chat.

Kezio Raymond
Terakhir dilihat pkl. 08:36 WIB

Anda :
[Siang ini, ketemuan di taman Jln. Kejora. Ada hal yang mau gue omongin]

Pesan chat itu langsung centang dua abu-abu yang tandanya Kezio sedang dalam keadaan online. Namun, Intan tidak peduli. Tanpa menunggu Kezio membalas pesan chatnya, Intan segera melemparkan ponselnya ke atas meja dan membiarkannya tergeletak begitu saja.

Tak berapa lama setelahnya, bel berbunyi. Intan yang sudah hafal siapa tamu yang datang itupun segera menghapus sisa-sisa jejak air matanya. Bisa gawat jika tamu itu tahu kalau dia habis menangis.

"Intan, where are you?!" pekik Jesna dari luar sambil beberapa kali menggedor pintu.

Ya, tamu itu adalah kedua sahabat Intan, yaitu; Raqilla dan Jesna. Seperti halnya Lintang dan Aruna yang setiap akhir pekan mengunjungi kedua anaknya di Pesantren, begitu pula dengan Raqilla dan Jesna yang rutin menemani Intan di rumah ketika kedua orangtuanya pergi.

"Jesna, jangan berisik," tegur Raqilla

"Biarin aja. Biar kedengeran sampe kamarnya Intan gedoran gue ini, Qil," balas Jesna tak mau kalah.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang