ARISTAN
- Happy Reading -
____________________Intan masih belum bisa memejamkan matanya meski jam sudah menunjukkan pukul 23:30 WIB. Ia berbaring di kasurnya sambil menatap langit-langit kamar. Kejadian saat di kafe beberapa jam yang lalu terlintas dalam pikirannya saat ini.
"Dia pacar gue, Ram. Jelas gue suka
sama dia."Intan berdecih pelan saat mengingat ucapannya tadi kepada Rama. "Bohong banget kalau gue bilang gue suka sama dia."
Ia mengangkat tangan kemudian menatap gelang yang ia pakai di pergelangan tangannya itu. "Aristan," ejanya. Kemudian, ia tersenyum. "Penggabungan yang bagus."
Ia kembali menurunkan tangannya kemudian meletakkan di atas perut. Intan menautkan jari-jari tangannya. Matanya pun kembali menatap pada langit-langit kamarnya.
"Perasaan gue aneh. Gue nggak tau kenapa."
•••
Intan berjalan di lapangan untuk menuju ke kelas. Beberapa meter sebelum memasuki koridor, ia melihat gerombolan siswa siswi berada di depan mading sekolah.
"Ih, anj*r! Tontonannya ngeri-ngeri sedap, ye?"
"Nggak nyangka. Kirain cupu ternyata suhu."
"Wajah nggak menjamin kepribadian."
"Kurang lebih drakor sih. Cuman kalau petir merah ... terlalu menantang kalau ditonton."
"Hahaha, seleranya dia pelangi ternyata."
"Pada ngomongin apaan sih?" tanya Intan setelah ia mendekat dan menghentikan langkahnya.
Serentak, segerombolan siswa siswi itu menoleh menatap Intan dengan tatapan julid.
"Oh ini orangnya yang penampilan islami, tontonan pelangi."
"Hahaha, ups, astaghfirullah."
"Kamu berdosa banget deh mulutnya."
"Ada-ada aja ya kelakuannya."
"Ternyata dibalik kepintaran tersimpan sesuatu yang mencengangkan."
"Umur lo berapa sih? Kok udah berani nonton series gituan?"
"Tan, ini nggak bener, kan?" tanya Rania berharap berita yang terpampang di mading itu adalah bohong.
"Kalian bahas apa sih? Gue nggak ngerti," ucap Intan heran.
"Lo liat, Tan." Rania menarik Intan ke arah mading. Cewek pun turut mengikuti Rania.
Intan menatap mading dengan tatapan tak percaya.
"Siapa yang naroh berita kayak gini?" tanya Intan menahan marah.
"Ya, nggak tau. Pas kami dateng aja berita itu udah ada di situ," jawab salah satu siswi.
Intan mengepalkan tangannya dengan kuat. Pikirannya kini tertuju pada seseorang. Dengan segera, ia melangkahkan kaki meninggalkan gerombolan itu tanpa peduli kata-kata julid yang ditujukan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISTAN [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang Aris Keano Favian yang tak pernah jatuh cinta bisa terikat dalam sebuah hubungan akibat sebuah taruhan dengan seorang cewek pemilik predikat playgirl seperti Intan Alessandra Alena? Awalnya memang begitu sulit. Namun s...