ARISTAN
- Happy Reading -
____________________Aris menatap arloji di pergelangan tangannya, tertera jam telah menunjukkan pukul 15:15 WIB. Tak lama berselang, sebuah notifikasi masuk ke ponselnya. Ia yang semula sedang berjalan sontak menghentikan langkah kakinya dan memperhatikan benda pipih yang kini tengah ia genggam.
Dokter Nara :
[Keadaannya mulai membaik]Sebuah senyum tulus terbit di wajahnya. Akhirnya, penantian selama dua tahun membuahkan hasil. Aris menatap sebuah paperbag di tangannya dengan senyum yang tak juga luntur. "Lo pasti bakal seneng gue kasih hadiah ini," gumamnya.
Aris melanjutkan langkahnya. Namun entah kenapa, saat berjalan melewati lorong menuju toilet, ia mendengar suara seseorang. Meski samar, tapi ia yakin jika ada yang tengah meminta tolong. Aris menoleh ke lorong itu dan mendapati sebuah tanda peringatan di depan toilet.
Tanpa ragu, ia berjalan ke lorong itu dan mendekat ke toilet. Semakin dekat, ia semakin mendengar dengan jelas jeritan meminta tolong yang sudah terdengar putus asa.
Aris berinisiatif menyingkirkan tanda peringatan itu. Ia tak peduli jika nantinya petugas mall akan memarahinya. Karena yang terpenting sekarang adalah ia harus menolong seseorang yang berada di dalam sana.
Aris meletakkan paperbag di atas lantai lalu mengetuk pintu toilet. Sesaat setelah ia mengetuk, tak terdengar lagi suara meminta tolong. Aris jadi merinding, takut-takut jika tadi yang meminta tolong adalah makhluk gaib alias hantu.
"Ada orang di luar? Plis, tolongin gue!" Akhirnya, suara itu muncul kembali dengan nada penuh harap.
"Gue dikunciin. Kalau beneran ada orang, keluarin gue dari sini. Gue ... gue udah hampir satu jam disini," ucapnya dengan suara yang parau. Mungkin suaranya hampir habis karena terus-terusan berteriak sejak tadi.
"Lo munduran dikit. Gue mau dobrak pintunya," titah Aris.
Dari dalam toilet, Intan tak tahu pasti siapa yang ada di luar sana. Yang pasti, ia akan sangat berterima kasih pada orang itu karena telah membantunya.
Intan menganggukkan kepalanya saat mendengar perintah yang menyuruhnya untuk sedikit mundur dari pintu meski ia tahu orang di depan sana tidak mungkin dapat melihatnya mengangguk.
Brakkk!
Pintu itu akhirnya terbuka. Intan bernapas lega karena akhirnya ia bisa keluar juga dari toilet ini setelah hampir 1 jam ia berada di sana.
Intan segera ke luar untuk berterima kasih pada orang yang telah menolongnya. Namun, alangkah terkejutnya ia saat mengetahui bahwa Arislah yang telah membantunya keluar dari toilet itu.
"Lo?!" seru keduanya bersamaan.
Intan mendadak tidak bisa berkata apa-apa. Ia yang semula ingin berterima kasih namun bibirnya seolah terkunci rapat hingga ia tak bisa mengucap sepatah kata apapun. Begitupun halnya dengan Aris, ia juga tak tahu kenapa ia tak bisa berucap apapun ketika tahu kalau Intan yang telah ia tolong.
Hanya keheningan yang mengisi kebersamaan mereka. Hingga tak lama kemudian, dering panggilan telepon dari ponsel Aris memecah keheningan itu.
Aris segera mengambil ponselnya. Sedangkan Intan, ia hanya menatap gerak-gerik yang dilakukan oleh cowok itu.
"Halo, Dok?" ucap Aris.
"...."
"Oh, ya? Alhamdulillah. Iya, saya ke sana sekarang." Aris memutuskan panggilan telepon dan segera berlalu meninggalkan Intan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISTAN [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang Aris Keano Favian yang tak pernah jatuh cinta bisa terikat dalam sebuah hubungan akibat sebuah taruhan dengan seorang cewek pemilik predikat playgirl seperti Intan Alessandra Alena? Awalnya memang begitu sulit. Namun s...