ARISTAN
- Happy Reading -
____________________Dubrakk!
"Awss!"
Dua orang siswa dan siswi kelas XI itu saling bertabrakan di depan kelas XI IPS II hingga mengakibatkan salah satu dari mereka terjatuh ke lantai. Seluruh atensi murid di kelas itu langsung tertuju pada mereka berdua. Tak terkecuali Raqilla dan Jesna. Mereka dengan segera menghampiri dua orang tersebut.
"Lo nggak kenapa-kenapa?"
Bukan, jelas bukan Raqilla dan Jesna yang bertanya demikian, melainkan seorang cowok dengan sebelah tangan yang ia ulurkan pada cewek yang terduduk di lantai karena bertabrakan dengannya yang tak lain adalah Intan.
Intan menatap cowok itu dan tangannya yang terulur kepadanya secara bergantian. "Gue nggak papa," jawabnya berusaha menetralkan jantungnya yang entah kenapa kali ini berdetak lebih cepat dari biasanya.
Aris menghembuskan napasnya pelan. "Gue bantu. Ayo," titah cowok itu.
Raqilla dan Jesna yang semula hendak membantu Intan langsung mengurungkan niat mereka. Diam-diam dan secara perlahan, mereka berdua kembali ke tempat duduk masing-masing dan memperhatikan interaksi Intan dan Aris. Ya, cowok yang bertabrakan dengan Intan di depan kelas XI IPS II itu tidak lain dan tidak bukan adalah Aris.
Mau tak mau, Intan menerima uluran tangan dari Aris. Hal itu tak luput dari sorakan heboh para siswi di kelas XI IPS II. Bagaimana tidak heboh? Mereka semua rata-rata pengagumnya seorang Aris si wakil Arbaaz yang terkenal cuek namun dewasa dibanding anggota lain terlebih ketuanya.
"Woi! Bisa diem nggak!" sentak Jesna membuat suasana kelas yang tadinya heboh menjadi hening. Jurus andalan Jesna adalah teriakan emasnya. Karena itulah ia dijadikan ketua kelas berturut-turut selama 2 tahun ini.
Intan telah bangkit dari duduknya dengan bantuan Aris. Keduanya terlihat canggung. Mungkin itulah yang dilihat dari pandangan Raqilla saat ini.
"Ris."
"Tan."
Mereka berdua berucap secara bersamaan hingga berakhir saling pandang.
"Kenapa?"
"Kenapa?"
Mereka berucap bersamaan lagi untuk yang kedua kali.
"Lo aja duluan."
"Lo aja duluan."
Lagi dan lagi.
"Lo aja, cewek lebih diprioritasin," ucap Aris.
"Nggak. Cowok lebih dulu," balas Intan.
"Banyakan bacot lo berdua! Kalau mau ngomong ya ngomong aja. Suka banget bikin orang penasaran," seru Theo yang sejak tadi memang telah memperhatikan interaksi mereka berdua.
Aris menatap Intan yang tubuhnya memang sedikit lebih pendek darinya. "Gue mau ngomong sama lo, tapi nggak disini."
"Gue juga," jawab Intan.
"Kalau di rooftop bisa?" tanya Aris memastikan.
Intan terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. "Bisa."
Baru ingin mengajak Intan pergi ke rooftop, lonceng masuk telah berbunyi. Waktu kali ini seakan tak berpihak pada mereka.
"Udah bel masuk. Nanti aja pas istirahat," ucap Aris yang kemudian dibalas anggukan oleh Intan.
Aris berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju ke kelas. Sedangkan Intan, ia kembali ke bangkunya dengan disuguhkan tatapan interogasi dari kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISTAN [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang Aris Keano Favian yang tak pernah jatuh cinta bisa terikat dalam sebuah hubungan akibat sebuah taruhan dengan seorang cewek pemilik predikat playgirl seperti Intan Alessandra Alena? Awalnya memang begitu sulit. Namun s...