17

66 6 10
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

"Jadi, apa taruhannya kali ini?" tanya Vano.

"Taruhannya ... Pacar gue, Intan," jawab Kezio lugas tanpa terdengar ragu sedikitpun dari cara bicaranya.

Deg!

Aris menghentikan langkahnya secara mendadak. Ia yang semula hendak menuju toilet seketika berhenti dan bersembunyi dibalik dinding.

Mendengar nama Intan disebut membuat Aris segera membuka ponselnya dan merekam pembicaraan antara Kezio dan dua orang cowok lain yang merupakan salah satu anggota Arvada dan Thierry itu. Ia merasa jika ada yang tidak beres disini, untuk itulah ia merekam semuanya. Mungkin saja suatu saat rekaman ini bisa digunakan.

"Kenapa harus pacar lo yang jadi taruhannya?" tanya Juna.

Kezio memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodie yang ia gunakan lalu berjalan mendekat ke arah dinding, tempat Aris bersembunyi. "Karena gue nggak beneran cinta sama Intan. Jadi, kalau ada salah satu dari kalian yang menangin pertandingan kali ini, Intan bisa jadi pacar kalian."

"Tapi, Brian juga ikut pertandingan ini, dan biasanya tuh anak nggak bisa dikalahin dengan mudah," sahut Vano.

"Dan pasti dia yang bakalan menang," sambung Juna.

Kezio terkekeh. "Kalau Brian yang menang itu artinya Intan bakal jadi pacarnya Brian."

"Apa ada alasan lain kenapa lo jadiin Intan taruhan?" tanya Juna lagi.

"Kalian berdua nggak perlu tau." Ia menatap arloji di pergelangan tangannya kemudian menatap Juna dan Vano secara bergantian. "Waktu pertandingan sisa 5 menit lagi. Siapin diri kalian." Kezio menepuk-nepuk pundak Juna dan Vano.

Ketiga cowok itupun kembali ke arena dan mulai bersiap untuk melakukan pertandingan balap.

Aris mengepalkan tangannya dengan kuat ketika tiga cowok itu berlalu melewatinya. Seolah ada api amarah terpendam dalam hati Aris. Bagaimana bisa Kezio menjadikan pacarnya sendiri sebagai taruhan?

Dan apa yang ia lihat tadi, dua cowok teman berbicara Kezio itu adalah dua cowok yang sama dengan cowok yang ia temui saat menolong Intan di indomart dulu.

"Brengsek banget kalian jadi cowok!" umpat Aris.

"Gue nggak bakal biarin ini terjadi," geramnya.

Niatnya untuk ke toilet urung ia lakukan. Dengan gerakan tergesa, Aris berlari menemui Brian yang akan memasang helm fullface-nya. "Bri," panggil Aris.

Brian menoleh menatap sahabatnya itu. "Kenapa?"

"Bisa tukeran? Gue mau ikut balapan kali ini," ucap Aris to the point.

"Lho? Bukannya sebelumnya lo nolak, kok tiba-tiba jadi mau?" tanya Brian heran.

"It's urgent, please," mohonnya.

Tak ingin banyak bertanya, akhirnya Brian mengiyakan saja permintaan Aris. Brian melepas helm dan menepikan motornya lalu mempersilakan Aris yang masuk ke arena balap.

Brian kembali ke kerumunan anggotanya. Hal itu membuat semua anggota Arbaaz menampilkan raut wajah bingungnya.

"Lho, kok lo balik sih, Bri?" tanya Reza.

"Pertandingan satu menit lagi dimulai. Kok lo nggak siap-siap?" sambung Michael.

"Aris yang gantiin gue," jawab Brian datar.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang