28

51 6 20
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

"SERIUSAN?!" seru Raqilla dan Jesna bersamaan setelah Intan kembali dari rooftop dan menemui mereka berdua di kantin.

Seluruh atensi murid yang ada di kantin kini tertuju pada mereka bertiga.

"Jangan terlalu heboh!" tegur Intan pada keduanya.

Raqilla dan Jesna cengengesan karena ditegur oleh Intan. "Trus lo terima?" tanya Jesna.

Intan mengangguk. "Iya."

"Emang lo suka sama dia?" Kini Raqilla yang bertanya.

"Enggak," jawab Intan sesaat sebelum ia menyeruput jus melonnya.

"Kalau enggak suka ngapain lo terima, Intan?!" tanya Raqilla frustasi.

Intan meletakkan gelas berisi jus melon tadi di atas meja lalu menatap kedua sahabatnya secara bergantian. "Dari pada reputasi dan nama baik gue rusak karena dia sebarin series haram favorit gue, ya mending gue terima aja," jelasnya.

"Lagian, kalian nggak perlu heran lagi sama sifat gue yang nerima seseorang dengan alasan yang nggak masuk akal," lanjut Intan.

"Iya juga sih, tapi ini masalahnya Aris, woi!" sentak Jesna.

"Ya, emang kenapa kalau Aris?" Intan mengerutkan keningnya heran.

"Lo nggak tau, Tan?" tanya Raqilla membuat Intan menggeleng sebagai jawaban. "Si wakil Arbaaz itu nggak pernah sekalipun pacaran!"

"Uhukk!" Intan yang tengah mengunyah ayam geprek pun sontak tersedak dan merasakan hawa pedas di tenggorokannya.

Intan hendak mengambil jus melonnya.  Namun, tangannya ditahan oleh Jesna. Cewek itupun menyodorkan aqua botol miliknya pada Intan. "Minum air putih aja," titahnya.

Dengan segera, Intan menerima aqua yang diberikan Jesna dan meminumnya. Setelah dirasa tenggorokannya mulai membaik, ia menatap Raqilla. "Lo nggak becanda kan, Qil?"

Raqilla memutar bola matanya malas. Sahabatnya yang satu ini memang sangat tidak percayaan dengan ucapannya. "Gue serius, Intan," ucapnya penuh penekanan, berharap Intan percaya.

"Tan, menurut pandangan gue nih ya, Aris itu kayaknya baik deh orangnya. Trus, kapan lagi coba lo bisa pacaran sama cowok terpandang di SMA Lentera Bangsa kayak dia," tutur Jesna.

"Gue ngerestuin kok, Tan. Asal cowoknya Aris. Serius!" ucap Raqilla dengan mengangkat dua jari tangannya. "Kali ini, please, jangan main-main lagi soal perasaan. Terlebih Aris baru kali ini ngerasain pacaran dan sialnya pacarannya itu sama lo! Si cewek pinter Matematika tapi sifat playgirl-nya MasyaAllah!"

"Iya," jawab Intan malas.

"Jangan iya-iya aja! Dengerin gue ini ngomong!" tegas Raqilla.

Intan menampilkan senyum terpaksanya. "Iya, Raqilla. Denger kok," balasnya.

•••

Seperti biasa sepulang sekolah, ketujuh anggota inti tidak langsung pulang ke rumah melainkan mampir ke Warbasis.

"Ancaman lo keren juga, Ris," ucap Reza lalu duduk di kursi bersebelahan dengan Aris.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang