50

54 5 3
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

Memang benar dengan apa yang diucapkan Intan tempo hari. Hari ini, konflik antara Adnan dan Sella mulai mereda karena tragedi Anin terjatuh dari tangga waktu itu. Mereka mulai menyadari jika pertikaian itu akan terus terjadi jika kedua belah pihak sama-sama tidak ingin mengalah untuk menurunkan ego. Imbasnya bukan hanya pada hubungan mereka berdua tapi juga mental kedua anaknya.

Makan malam kali ini, bukan hanya sekedar pencitraan atau kepura-puraan seperti yang biasa terjadi. Tapi, ini adalah kejadian nyata. Yang mana Aris sendiri dapat merasakan bahwa ada aura kehangatan di meja makan saat ini.

Sella yang menyuapi Anin dan Aris secara bergantian seperti yang dulu ia lakukan, dan Adnan menatap mereka bertiga dengan tatapan tulus tanpa adanya ketidakikhlasan dan pura-pura yang terpancar dari kedua manik matanya.

"Maafin Papa, ya? Karena perbuatan Papa, keluarga kita hampir hancur dan udah berada di ujung tanduk hubungan sebuah keluarga," ucap Adnan merasa bersalah.

"Mama juga minta maaf. Maaf banget apalagi sama kalian berdua. Karena Mama belum bisa jadi ibu yang baik buat kalian berdua," ucap Sella seraya menatap kedua anaknya secara bergantian.

"Nggak papa, Ma, Pa. Yang penting, sekarang keluarga kita udah mulai baik-baik aja. Aku harap, ke depannya bakal terus kayak gini," harap Aris.

Anin mengangguk membenarkan ucapan Aris. "Ternyata bener apa kata Intan. Bisa aja kejadian aku jatuh dari tangga waktu itu bisa bikin Mama sama Papa sadar atas apa yang udah dilakuin," jelas Anin.

Sella mengernyit heran mendengar sebuah nama yang disebutkan oleh Anin yang asing di telinganya. "Siapa Intan? Temen baru kamu di sekolah?" tanyanya.

Cewek itu menggeleng seraya tersenyum. "Bukan, Ma. Dia pacarnya Aris?"

"Aris punya pacar?" kaget Adnan sambil menatap Aris tak percaya.

"Kok Mama nggak tau? Dan, Anin tau dari mana sama Intan?" tanya Sella lagi.

"Intan nggak pernah Aris ajak ke rumah kali, makanya kita nggak tau," tutur Adnan masuk akal.

Memang, selama ini Aris tidak pernah sekalipun mengajak seorang cewek yang dekat dengannya ke rumah dan memperkenalkannya dengan Adnan dan Sella. Selain memang tidak pernah pacaran, alasan lain Aris tak mengajak cewek ke rumah adalah ia tak ingin ada orang lain tahu mengenai kondisi keluarganya. Tapi, beda lagi dengan Intan yang dengan senang hati Aris mengeluarkan segala keluh kesah yang telah lama terpendam di dalam hatinya.

"Aku tau sama Intan karena dia sama Aris jengukin aku waktu di rumah sakit," terang Anin membuat kedua orangtuanya mengangguk paham.

"Kapan-kapan ajak dia ke sini, Ris," ucap Sella.

Aris tak berkutik mendengar permintaan sang Mama. Bagaimana Aris bisa mengajak Intan datang ke rumah ini dan mengenalkan pada kedua orangtuanya sedangkan hubungannya dengan cewek itu saja sudah berakhir kemarin malam. Akan tetapi meski terlihat ragu, perlahan ia mengangguki ucapan Sella. "Nanti aku coba ajakin dia."

"Emm, besok aku boleh masuk sekolah lagi, kan?" tanya Anin sontak mengalihkan pembicaraan saat itu.

"Boleh. Tapi, kamu tetep hati-hati, ya. Papa nggak mau sampai terjadi apa-apa lagi sama kamu," peringat Adnan.

"Oke, Pa!"

"Ris, besok pakai mobil aja. Kamu barengan Anin berangkat sekolahnya," ucap Sella lalu diangguki oleh Aris. "Iya, Ma."

•••

Baru menginjakkan kaki di koridor, Intan mendengar kata demi kata terucap dari para siswa siswi yang tertuju kepadanya. Intan sudah dapat menebak hal ini akan terjadi. Berita tentang putusnya hubungan Aris dan Intan telah tersebar di penjuru sekolah SMA Lentera Bangsa.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang