34

40 4 2
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

"Halo, Anin," sapa Reza terdengar seperti pekikan ketika baru memasuki ruang rawat Anin.

Frans menyikut pelan tangan Anin dan menatapnya. "Jangan berisik," peringatnya.

Reza hanya cengengesan dengan menampilkan cengiran lebarnya.

"SKSD banget lo, Za. Anin kenal lo aja enggak," celetuk Jeremy.

"Apasih, serah gue dong," ucap Reza sewot.

"Nin, kenalin mereka sahabat gue," ucap Aris memperkenalkan keenam sahabatnya kepada Anin. Ia juga menyebutkan nama mereka satu persatu.

"Anggota geng motor, ya?" tanyanya pelan.

"Aih, tau aja lo," ucap Reza kembali bersikap layaknya mereka teman yang lama tidak bertemu.

"Kok tau, Nin?" tanya Michael.

"Keliatan dari muka," jawabnya diiringi sebuah senyum tipis dibibirnya.

"Eh, ada kalian ternyata." Seluruh atensi ketujuh cowok itu teralihkan ketika pintu ruang rawat Anin terbuka memperlihatkan Sella yang masuk dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air. Seakan sudah paham, mereka segera memundurkan langkah memberi ruang untuk Sella mendekat pada Anin.

"Anin-nya makan dulu, ya," ucap Sella pada para sahabat putra pertamanya itu.

"Iya, Tante," jawab mereka semua serentak.

Sella duduk di pinggiran brankar dan memegang mangkuk berisi bubur itu. "Nin, makan dulu, yuk, Sayang." Sella menyendokkan bubur kemudian bersiap menyuapi Anin.

Anin menggeleng lemah sebagai tanda ia menolak untuk makan. "Nggak mau, Mom."

"Kenapa, Nin?" tanya Aris.

"Buburnya nggak ada rasa," jawab Anin.

"Namanya juga bubur rumah sakit, Sayang," ucap Sella. "Ayo, makan dikit aja nggak papa, abis itu minum obat biar cepet pulih," bujuknya.

Aris mengangguk membenarkan ucapan sang Mama. "Lo mau pulang ke rumah, kan?" tanyanya pada Anin.

"Mau," jawab Anin diiringi anggukan.

"Ayo, Nin. Lo harus makan biar cepet sehat," ucap Reza.

"Iya, ntar lo bisa pulang ke rumah," sambung Jeremy.

"Lo juga bisa jalan-jalan ke luar kalau udah sehat," timpal Ricky.

Anin menatap ketiga cowok itu secara bergantian. Seakan mendapat semangat untuk segera pulih sepenuhnya. Kini, tatapannya beralih pada Aris. "Gue pengen sekolah juga."

"Lo bisa sekolah kalau lo udah sehat, Nin," ucap Aris sembari mengelus puncak kepala Anin.

"Sekarang cepet lo makan trus minum obat. Biar kalau udah sehat, lo bisa sekolah," ucap Michael penuh semangat.

Hanya keempat sahabatnya itu yang banyak berbicara sejak tadi, sedangkan Brian dan Frans hanya diam. Untuk masalah memberi semangat pada orang yang tengah sakit, mungkin bukan merupakan keahlian kedua cowok itu.

Akhirnya, atas bujukan dan semangat yang diberikan oleh Aris dan para sahabatnya, Anin pun mau memakan bubur yang disuapi oleh Sella.

•••

Jam telah menunjukkan pukul 15:00 WIB. Usai membersihkan diri dan melaksanakan sholat Ashar, Intan duduk di sofa ruang tamu sembari menunggu kedatangan seseorang.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang