43

55 5 7
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
____________________

Sore ini, Raqilla dan Jesna datang ke rumah Intan untuk menjenguknya. Memastikan keadaan sahabat mereka itu tetap baik-baik saja dan luka pada punggungnya tidak terlalu serius.

Keduanya datang tidak dengan tangan kosong. Melainkan membawa sekantung plastik rujak. Agak lain memang.

Saat ini, ketiga cewek itu sudah duduk santai di balkon kamar Intan sambil berbincang dan memakan rujak yang mereka bawa bersama-sama.

"Jangankan lo, Tan. Gue aja kaget tiba-tiba Aris malah ngelindungin cewek lain," ucap Jesna sambil mencolekkan jambu biji ke dalam sambal rujak.

"Itu cewek siapa ya kira-kira? Lo tau nggak, Tan?" tanya Raqilla membuat Intan segera menggeleng tanda tak tahu.

"Gue juga nggak pernah liat cewek itu di sekolah kita," balas Intan.

"Kayaknya dia sekolah di SMP Binar Cahaya deh. Dari seragam yang dipake tuh cewek, seragamnya sama kayak yang di SMP itu," jelas Jesna masuk akal.

"Ada dua kemungkinan. Kalau bukan adiknya, berarti cewek itu pacarnya," ucap Raqilla menyimpulkan.

Intan menatap Raqilla sambil mengerutkan alisnya heran. "Lo tau dari mana itu adiknya?"

"Ya, gue nggak tau tuh cewek adiknya atau bukan. Kan tadi udah gue bilang, kemungkinan," jelas Raqilla.

Memang, tidak ada yang tahu jika sosok Aris memiliki seorang adik. Hal itu karena memang Aris tidak terlalu terbuka tentang dirinya pribadi kepada orang lain selain kepada para sahabatnya atau anggota inti Arbaaz.

"Tapi masa iya sih cewek itu pacarnya Aris? Kan dia punya Intan. Kayak yang kita tau, Aris itu orangnya nggak pernah pacaran kecuali sama Intan. Ya kali dia selingkuh, kan?" ungkap Jesna.

"Kalau mau lebih jelasnya, mending lo tanyain aja langsung sama Aris," pasrah Raqilla.

"Nggak ah. Males nanyain," jawab Intan ketus.

"Kenapa lo tiba-tiba ketus gitu?" tanya Jesna bingung.

"Cemburu ya lo?" goda Raqilla dengan senyum yang terlihat menjengkelkan di mata Intan.

"Nggak," jawabnya singkat semakin membuat Raqilla dan Jesna yakin jika sahabat mereka itu tengah cemburu.

"Lo tuh sebenernya udah ada perasaan apa belum sih sama Aris, Tan? Masa selama satu minggu lebih jadian lo masih nggak ada rasa?" tanya Raqilla.

Intan terdiam sejenak. Tampak dirinya pun seakan ragu dengan isi hatinya sendiri. Pandangan matanya kini teralih pada gelang di pergelangan tangannya.

"Jujur aja deh, gue sama Raqilla nggak bakal ngasih tau ke siapapun kok," ucap Jesna meyakinkan.

"Kalau cemburu, emang udah ada perasaan, ya?" tanya Intan polos.

Jesna berdecak mendengar penuturan Intan. "Lo tuh pemain cinta, Tan! Masa itu doang lo nggak tau?"

"Gue emang pemain, tapi buat kesenangan doang, Jes. Kalian berdua tau gimana sifat gue. Tentang hal-hal yang kayak gitu mana gue tau," terangnya.

"Lo tau istilah cemburu tanda cinta, kan, Tan?" Mendengar pertanyaan Jesna membuat Intan mengangguk. "Tau, kenapa?" tanyanya.

"Berarti lo udah cinta sama dia! Ah elah, bikin esmosi aja deh!" kesal Jesna seraya menggigit buah kedondong.

"Itu lagu, kan, Jes?" tanya Raqilla.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang