37

48 5 6
                                    

ARISTAN

- Happy Reading -
__________________

Berhubung hari ini adalah hari Jum'at, jadi bisa dipastikan pulang sekolah akan lebih cepat dari pada hari-hari biasanya. Mata pelajaran terakhir adalah Sejarah, kelas XI IPS II diberikan PR oleh Bu Imah untuk mencatat dan mengetahui hal apa saja mengenai perkembangan sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit.

Suara bel berbunyi tanda mata jam pelajaran telah berakhir. Bu Imah pun segera keluar dari kelas XI IPS II setelah membaca doa pulang.

Intan, Raqilla dan Jesna segera keluar dari kelas. Entah kenapa hari ini mereka ingin cepat pulang ke rumah, tidak seperti hari-hari biasanya dimana mereka selalu keluar kelas saat kondisi kelas sudah mulai kosong.

Seperti biasa, selalu ada saja hal-hal yang dibicarakan ketiga gadis itu. Entah pembahasan penting ataupun tidak, tetap saja mereka bicarakan. Hingga tak terasa ketiga gadis itu sudah berjalan di lapangan. Raqilla yang hendak berjalan menuju parkiran seketika menghentikan langkahnya menatap Intan yang terus berjalan lurus ke arah gerbang sekolah bersama Jesna.

"Intan," panggil Raqilla.

Intan menoleh dan menaikkan sebelah alisnya dan menatap Raqilla heran. "Kenapa?"

"Lo nggak bawa motor?"

"Nggak. Gue dianter sama Rama tadi pagi."

"Anj*r! Gue nggak salah denger?!" teriak Jesna membuat Raqilla dan Intan terjingkat kaget.

"Hobi banget bikin orang kaget," ucap Raqilla sambil mengelus dadanya. Jantungnya berdegup akibat terkejut.

Suasana di lapangan memang terlihat sepi, jadi tidak terlalu mengundang perhatian para siswa siswi SMA Lentera Bangsa. Intan mengusap-usap telinganya dari luar hijab yang membaluti kepalanya. "Jangan teriak-teriak bisa, kan, Jes? Pengak nih telinga gue berasa mau copot," ucap Intan kesal.

Jesna hanya menanggapi ucapan Intan dengan cengengesan.

"Jadi lo nunggu Rama jemput?" Pertanyaan Raqilla dibalas anggukan kepala oleh Intan.

Raqilla ikut menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Kalau gitu gue duluan," ucapnya.

"Iya. Gue juga mau nyari tumpangan nih," ucap Jesna.

Raqilla dan Jesna berjalan menuju parkiran, sedangkan Intan meneruskan langkahnya ke luar gerbang sekolah dan duduk di halte.

Ia mengambil ponselnya di dalam tas lalu mencari nama Rama dalam kontaknya. Baru saja ingin menekan tombol telepon, sebuah suara mengalihkan atensinya. Gerakan tangannya terhenti dan kepalanya mendongak.

"Nggak usah ditelpon. Gue udah disini," ucap orang itu yang tak lain adalah Rama.

Intan bangkit dari duduknya, lalu menatap Rama heran. Gadis itu menatap ke sekitar lalu kembali menatap Rama. "Lo jemput gue pake apa? Mobil lo kok nggak ada?" tanya Intan.

Rama terkekeh pelan. "Ada kok. Tuh, disana," tunjuk Rama ke seberang jalan. Benar, ada mobilnya di sana, terparkir di depan sebuah kios kecil.

"Yuk, pulang dulu. Habis itu baru jalan-jalan. Gue pengen liat lo bahagia hari ini."

"Bareng gue. Hanya gue," batin Rama yang tidak mungkin ia ucapkan di depan Intan.

"Dih, kata-katanya," sahut Intan lalu tertawa sebentar. "Ayo," ucapnya kemudian menyeberang jalan bersama dengan Rama.

Dari Warbasis, Aris memperhatikan interaksi kedua remaja itu.

"Siapa tuh yang sama Intan?" tanya Ricky yang tak sengaja melihat kearah Intan dengan seorang cowok.

ARISTAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang