ARISTAN
- Happy Reading -
____________________Seminggu berlalu, kini ulangan semester telah dimulai. Aris mulai difokuskan untuk menjawab satu persatu soal ulangan yang dikirimkan dari guru mapel kepadanya melalui link soal yang langsung tersambung pada akun google-nya.
Meski melakukannya secara daring, Aris tetap diawasi melalui zoom dari laptopnya. Sedangkan ia mengerjakan soal ulangan pada ponsel di tangannya.
Satu persatu soal telah ia kerjakan dengan mudah. Meski ditengah kesibukannya mengurus bisnis arsitektur yang dijalaninya, ia tetap rajin belajar meski hanya dalam waktu 5 atau 10 menit saja untuk mengulang pelajaran sembari menghafal materi yang dianggapnya penting.
Dalam waktu satu jam, empat puluh soal pilihan ganda dan sepuluh soal essay telah Aris kerjakan. Ia mengirim jawaban yang telah dikerjakan lalu meraih buku lain yang sesuai dengan mata pelajaran ulangan selanjutnya yang dilakukan setelah istirahat untuk ia baca dan mengingat materinya.
Di tengah membaca, pikirannya mencabang ke tanah kelahirannya, yakni Jakarta. Tak terasa, kini telah hampir 2 minggu dirinya berada di Amerika Serikat tepatnya di kota New York dan selama itu pula ia tak pernah lagi melihat wajah Intan dan mengetahui kabarnya.
Akun palsu yang sebelumnya ia gunakan untuk menghubungi Intan dan menjelaskan semuanya telah ia hapus. Sehingga sampai saat ini dirinya tak pernah tahu lagi bagaimana tentang cewek itu dan bagaimana tentang permintaan maafnya. Entah diterima oleh Intan atau tidak.
Meski begitu, Aris masih bisa mendapat kabar Intan dari sahabatnya, yakni Frans.
"Gue kangen lo, Tan. Entah kenapa lo bisa bikin gue secinta ini sama lo meski sebelumnya nggak pernah sama sekali terlintas di hati gue buat terpaut sama lo," gumam Aris sambil menatap langit-langit kamar apartemennya. Ya, dua hari setelah kedatangannya ke New York, Aris langsung pindah ke apartemen yang memang sejak lama sudah dibeli ayahnya karena seringnya mengurus bisnis arsitektur di sini.
Ting!
Suara denting notifikasi terdengar membuat Aris segera mengambil ponselnya. Ia menatap layar benda pipih yang menampilkan sebuah pesan chat berisikan sebuah foto. Tak lama berselang, satu notifikasi kembali masuk. Cowok itu membuka pesan chat yang dikirimkan Frans kepadanya.
Frans Alexander
OnlineFrans Alexander send a picture
[Kemaren ultah dirayain dua sahabatnya]
[Beneran?]
[Y]
[Dia baik-baik aja kan disana?]
[Keliatannya]
[Maksud lo?]
[Dia mendam banyak hal]
[Salah satunya lo][Gue pengen cepet pulang]
[Selesain kerjaan lo dulu]
[Jangan bosen kabarin apapun tentang Intan ke gue ya Ans]
[Udah bosen gue]
[Gue tau lo nggak sejahat itu]
[Thanks mau gue repotin][Lain kali gue nggak mau lagi]
Aris terkekeh melihat balasan yang dikirimkan oleh Frans. Selama ini, cowok itulah yang diam-diam selalu mengirimkan foto, video maupun kabar tentang Intan padanya karena memang Aris sendiri yang meminta tolong pada cowok itu. Karena baginya, hanya Frans yang bisa diandalkan masalah ini. Brian? Jangan ditanya. Tahu saja kan bagaimana sikapnya dengan para cewek?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISTAN [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang Aris Keano Favian yang tak pernah jatuh cinta bisa terikat dalam sebuah hubungan akibat sebuah taruhan dengan seorang cewek pemilik predikat playgirl seperti Intan Alessandra Alena? Awalnya memang begitu sulit. Namun s...