Kembali Pulang

2.6K 237 12
                                    

Senang ada yang baca tapi lebih senang lagi kalau kalian vote dan komen hehehe...

Sebulan lebih aku meninggalkan rumah, kini aku kembali setelah ku rasa sedikit membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebulan lebih aku meninggalkan rumah, kini aku kembali setelah ku rasa sedikit membaik. Aku tidak bisa terlalu lama di hotel dan berdiam diri meratapi nasib ini. Ya, aku harus move on, aku harus bisa kembali menjalani hari-hariku dengan normal, meski rasanya sulit, aku yakin aku bisa.

"Aku pulang!" ucapku pada orang rumah.

Tidak lama kemudian Kak Nesya turun dari tangga, sepertinya suaraku ini sangat keras terdengar sampai kamar Kak Nesya.

"Akhirnya kamu pulang, Dek. Welcome home."

"Aku kira kamu gak bakalan pulang. Sudah bangkrut? Sudah jatuh miskin? Berminggu-minggu tinggal di hotel," ucap Kak Fio keluar dari dapur.

"Gak bakalan habis uang, baru Minggu lalu Mama ngirimin uang." Aku menghempaskan pantatku di sofa.

"Pantas saja betah di luar."

"Bagaimana perasaan kamu sekarang?" tanya Kak Nesya duduk di sampingku.

"Huh ... sedikit membaik."

"Syukurlah. Kakak senang kamu kembali, Dek. Gak baik bersedih lama-lama, menyiksa diri aja."

"Mama mana?"

"Mama masih di kantor."

"Kalian pulang duluan?" tanyaku

"Ya, soalnya Mama ada urusan penting, makanya pulang lambat."

"Ada yang lagi pedekate sama Mama, Dek," ucap Kak Fio.

Aku mengernyit menatap Kak Fio. "Siapa? Laki-laki?"

"Iyalah, masa cewek! Namanya Pak Ihya, pemilik perusahaan IRD group."

"Aku tidak akan membiarkan pria manapun yang mendekati Mama!" sanggahku.

Aku tidak ingin punya Ayah tiri! Aku tidak perlu Ayah, tidak akan ada yang bisa menggantikan sosok Ayah. Ayah sudah lama meninggalkan kami berlima, setelah kepergian Ayah, Mama mulai sibuk mengurus perusahaan milik Ayah, begitu juga dengan kedua Kakakku, mereka juga ikut andil mengurus perusahaan Ayah agar tetap bisa berjalan.

"Mungkin sudah waktunya Mama nikah, Dek," ucap Kak Nesya.

"Kakak-kakak mau punya Ayah tiri? Aku sih ogah! Iya kalau baik kalau sebaliknya? Atau hanya ingin menguras harta Mama? Mentang-mentang Mama janda kaya. Kita harus jagain Mama dari pria hidung belang!"

"Kami juga gak mau, tapi kadang Kakak kasihan melihat Mama, sepertinya Mama memang butuh pendamping hidup."

"Ya, aku juga merasa seperti itu. Gimana nanti kalau kita sudah nikah? Mama pasti akan merasakan kesepian."

"Aduh ... lagi ngomongin apa sih? Kok wajahnya serius banget," ucap Mama. "Eh, Adik? Akhirnya pulang juga kamu."

Aku hanya tersenyum melihat Mama. Saat ini pikiranku melayang memikirkan tentang Mama.

My Love Journey (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang