Musibah

2K 199 74
                                    

Izinkan saya bercerita (lah, kemarin-kemarin siapa yang cerita?) Kemarin si El yang cerita.

...

Suara monitor memecahkan keheningan ruangan bercat serba putih itu. Ada banyak peralatan medis yang terhubung di tubuh Azelia agar wanita itu tetap bertahan hidup dan segera pulih. Walau terlihat mengerikan dan berisiko namun, pemasangan alat-alat itu dilakukan berdasarkan pertimbangan yang akan menguntungkannya. Azelia mengalami koma dan kondisinya saat ini sangat memperihatinkan dan memerlukan pengawasan ketat oleh sebab itu, ia di tempatkan di ruang ICU.

Elang, Rika, Nesya dan Fiona datang bersamaan. Kini mereka hanya mampu melihat Azelia lewat kaca, mereka belum diperbolehkan untuk masuk. Sungguh, pemandangan yang sangat menyayat hati. Melihat alat-alat medis yang ada di tubuh Azelia membuat mereka sedih. Nesya dan Fiona berpelukkan, mereka menangis.

Elang? Pria itu menatap sayu, terlihat jelas ia juga merasa sedih. Ingatannya kembali berputar saat hari-hari sebelumnya, hari dimana ia mengabaikan wanita itu, sampai ia berani membentaknya. Penyesalan mulai menyelusup ke dalam dirinya, menyesal tidak mampu mengembalikan waktu ataupun keadaan. Semua sudah terjadi.

"Sebelum pergi tadi, El sempat bilang 'kalau El gak pulang maaf ya' hiks ... gak nyangka terjadi seperti ini akhirnya," ucap Rika. "Mbak jadi nyesel, kenapa gak melarang dia pergi, kalau tau seperti ini Mbak kurung aja dia hiks..."

"Bener gitu, Mbak? El bicara seperti itu?" tanya Nesya

"Iya, Dek hiks ... wajahnya juga sangat pucat tapi dipaksa mau beli obat katanya."

"Ya Allah ... Kak, apa kita harus ngabarin Mama?" tanya Nesya.

"Gak perlu, kasian Mama, gimana perasaan Mama kedua anaknya masuk rumah sakit. Kita bisa hadapi ini, Dek," ucap Fiona mengusap kepala Nesya yang tertutup hijab.

"El! apa yang terjadi pada El?" Elang terkejut melihat Azelia kejang-kejang.

"Astaghfirullah. Panggil Dokter!" ucap Nesya mulai panik.

"DOKTER! DOKTER TOLONG!"

Dokter dan dua suster langsung menghampiri mereka lalu masuk ke dalam ruang ICU.

"Ya Allah, apa yang terjadi pada Adik, Kak? El kenapa hiks..."

Nampak jelas Dokter sedang serius menindaklanjuti Azelia di dalam sana. Suster keluar dari ruangan itu sambil berlari, membuat tanda tanya besar apa yang terjadi di dalam. Tidak lama kemudian, satu Dokter berlari bersama suster masuk ke ruangan itu.

Dua dokter sibuk mencoba menangani Azelia, hingga beberapa menit kemudian, mereka yang ada di dalam ruangan terdiam, menatap satu sama lain.

Nesya luruh terduduk di lantai saat salah satu suster di dalam sana menutupi seluruh tubuh Azelia dengan kain berwarna putih. Elang langsung menerobos masuk ke dalam, ia tidak terima Azelia ditutupi.

"Kenapa kalian menutupinya?! DIA TIDAK BISA BERNAFAS!" bentaknya lalu menyibak penutup tubuh Azelia.

"Mohon maaf, Pak. Pasien sudah meninggal," ucap Dokter menjelaskan apa yang terjadi.

Elang menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak! Istri saya tidak meninggal! DIA MASIH HIDUP! DIA BELUM MENINGGAL!"

"Ini sudah kehendak Tuhan, Pak. Tuhan lebih sayang dia."

"GAK! GAK MUNGKIN! DIA MASIH HIDUP! KALIAN PASTI SALAH, KALIAN BOHONG!" Elang berlutut dihadapan Dokter itu. Ia tidak terima dengan ucapan Dokter.

"Sabar ya, Pak."

My Love Journey (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang