Dia Sakit

1.2K 169 16
                                    

Menjelang detik-detik pernikahan membuatku merasa was-was, entah ada sesuatu yang sebenarnya aku takutkan. Trauma? Aku tidak tahu perasaan apa ini, tapi aku yakin, Mas Aksa tidak akan melakukan hal yang seperti Mas Aldo lakukan padaku, hanya saja, aku merasa takut, tidak tahu apa yang membuatku takut.

"Calon Kakak ipar, Mas Aksa mana? Kok aku cari di ruangan gak ada."

Pak Elang menatapku sejenak. "Dia gak masuk."

"Kenapa? Mas Aksa kemana?"

"Kamu gak tau? Dia ada di rumah sakit."

Deg

Aku langsung melotot. "Di ru---rumah sakit? Ngapain, Pak?"

"Dia sakit." Sungguh, aku terkejut mendengar jawaban Pak Elang.

"Sa---sakit? Astaga Mas Aksa! A---aku gak tau kalau dia sakit. Pak, dia di rawat di mana."

"Kamar melati nomor dua belas."

"Pak, bolehkah aku izin? Aku mau menemui Mas Aksa, aku khawatir!"

Pak Elang terdiam sejenak lalu kemudian mengangguk.

"Terima kasih, Pak!" Saat itu juga aku berlari menuju mejaku untuk mengambil tasku.

Mas Aksa sakit dan aku baru tahu, padahal kemarin Mas Aksa baik-baik saja dan sehat.

"El mau kemana?"

"Rumah sakit! Aku sudah izin sama Pak Elang. Duluan, Sal." Aku kembali berlari setelah mengambil tas.

Perasaan takut, sedih, khawatir jadi satu, aku takut terjadi hal buruk dengan Mas Aksa.

Sampai di mobil, aku segera melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, aku ingin segera sampai rumah sakit dan melihat keadaan Mas Aksa.

Sesampainya di parkiran rumah sakit, aku langsung keluar dari mobil dan berlari mencari ruangan yang Pak Elang beritahukan. Tidak peduli dengan tatapan dari orang-orang yang melihatku berlari seperti orang dikejar.

Oh Tuhan, jangan sampai terjadi apa-apa dengan Mas Aksa!

Ceklek

Aku membuka pintu kamar itu dan ku lihat Mas Aksa terbaring di atas brankar rumah sakit. Matanya terpejam, ada beberapa alat yang menempel ditubuhnya, membuat air mataku luruh melihat keadaan Mas Aksa.

"El?"

Aku menghampiri Ibu yang tersenyum sambil menangis menatapku. Kemudian aku memeluk beliau.

"Mas Aksa kenapa, Bu? Mas Aksa baik-baik saja, 'kan?"

"Aksa kuat, Nak, in syaa Allah dia baik-baik saja." Ibu mengusap-usap punggungku, mencoba menenangkan ku yang menangis.

"El? Si---siapa yang ngasih tau?" tanya Bang Yuda yang baru saja masuk.

"Pak Elang."

"Maaf, El aku gak ngasih tau karena Bang Aksa tidak mau membuat kamu khawatir dengan keadaannya, dia tidak mau kamu sedih."

"Ya Tuhan, Mas Aksa hiks..."

Ibu Linda menuntunku duduk di sofa, karena menangis membuat kakiku terasa lemas.

"Mas Aksa sakit apa, Bu? Ke---kenapa harus pakai alat-alat ini?" tanyaku.

"Kanker, Nak. Sebenarnya sudah lama dan Aksa sempat dinyatakan sembuh dari kanker itu namun, ternyata kanker itu kembali menyerangnya." Aku semakin terisak mendengar jawaban Ibu, dadaku terasa sesak mendengar kenyataan bahwa Mas Aksa mengidap kanker.

"Terus, apa kata Dokter?"

Ibu terdiam sambil memperbaiki rambutku yang berantakan.

"Apa kata Dokter, Bu?"

My Love Journey (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang