Dua bulan sudah waktu berlalu. Tidak ada perubahan, hari-hari yang ku lalui sama seperti biasa, tidak ada yang berubah, termasuk perasaan di antara kami dan hubungan kami. Mas Elang masih dingin, kami sibuk dengan dunia masing-masing, jika sudah waktunya tidur kami pun tidur tanpa ada obrolan ringan yang terjadi. Seperti itulah keseharian ku selama menikah.
Cinta, aku harap perasaan cinta itu hadir di antara kami, tapi aku malah berpikir itu tidak mungkin sebab, Mas Elang mencintai wanita bernama 'Arina' bahkan aku sampai akrab dengan wanita itu, beberapa kali dia mampir ke rumah. Senang bisa berteman baik dengan pacar suami, entah adakah wanita seperti diriku ini, yang bisa berteman baik dengan pacar suami sendiri.
Entah, sampai kapan keadaan rumah tanggaku seperti ini, aku akan mencoba bertahan semampuku. Aku akan bersikap keras untuk mempertahankan rumah tangga ini, meski aku merasa tidak yakin sebab, ada wanita lain di antara aku dan Mas Elang.
"Mas Elang, bangun! tumben gak bangun." Aku menatap Mas Elang yang masih tidur. "Mas Elang, Mas." Aku menepuk pipinya, tiba-tiba aku merasa hangat saat menyentuh pipinya.
"Astaga Mas! Mas sakit?" Aku meletakkan punggung tanganku di dahinya. "Mas, Mas sakit."
"Engh..." lenguhannya perlahan membuka mata. "El, saya hari ini tidak masuk, kasih tau Angel."
"Ba-baik, Mas. Mas tidur lagi, aku ambilkan kompresan dulu." Aku bergegas menuju dapur mengambil wadah untuk diisi air.
"Mbak, nanti bikinkan bubur ya, Mas Elang sakit."
"Eh, sakit? Sejak kapan?"
"Gak tau, kemarin sehat aja."
"Nanti Mbak antar buburnya ke atas."
"Makasih, Mbak. Oh iya, sama teh hangat juga ya, Mbak."
"Siap!"
Setelah mengambil air, aku kembali ke kamar.
Sampai di kamar, aku mengambil handuk kecil, kemudian mencelupkan ke wadah yang berisi air, lalu ku letakkan handuk basah itu di dahi Mas Elang.
"Eh." Mas Elang tersentak kaget saat aku meletakkan handuk di dahinya.
"Kompres dulu. Mas gak mau ke rumah sakit?"
"Gak," jawabnya singkat.
"Mas, em ... aku hari ini gak ke kantor ya? Aku gak bisa ninggalin kamu dalam keadaan seperti ini."
"Hem." Hanya itu jawabannya, tapi ku artikan itu tandanya 'boleh'
Aku memandangi wajah pucat Mas Elang, melihatnya sakit seperti ini membuatku sedih. Badannya sangat panas, ku harap setelah banyak istirahat dan minum obat panasnya akan turun.
"Dek."
"Masuk Mbak," ucapku.
Mbak Rika masuk sambil membawa nampan berisi teh hangat dan juga bubur.
"Ini Dek, obatnya jangan lupa diminum."
"Komplit banget. Makasih, Mbak."
"Iya. Nanti jangan lupa sarapan! Eh, kamu kerja?"
"Gak Mbak, aku mau jagain Mas Elang."
"Baguslah kalau gitu. Mbak ke dapur lagi."
Aku mengangguk sambil mengambil mangkuk bubur. "Mas, makan dulu ya, setelah itu minum obat dan istirahat."
"Saya gak nafsu."
"Sedikit saja, asal perutnya gak kosong. Makan ya, Mas?"
"Saya gak mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Journey (End✓)
RomanceRomantis+Comedy Cinta, keluarga, sahabat . . Setelah ditinggal nikah oleh mantan tunangan ku, aku kembali terluka karena kehilangan, kehilangan kali ini sangat-sangat membuatku sedih, ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sosok pria yang sudah...