Setiap orang pasti punya kisah cinta yang unik. Ada yang penuh warna-warni bahagia tapi ada juga yang diselimuti duka. Bahkan ada yang memberi pelajaran berharga dalam hidup dan menciptakan perubahan besar. Setiap kisah cinta selalu menjadi bagian yang tidak bisa terlupakan dari kehidupan. Mungkin memang seperti inilah takdir yang harus ku alami dan jalani, dalam bentuk yang berbeda, bahagia bisa aku rasakan, mungkin. Tapi sekarang, bahagiaku sudah berlalu saat dulu aku bersamanya, lalu adakah kesempatan untukku merasakan kebahagiaan lagi?
Ya, ini masih tentang dia, ingatkan tidak lepas darinya. Aku terlalu dalam mencintainya, membuat perasaan ini tidak mudah luntur, membuatku selalu mengingatnya, padahal ini tidak baik, karena setiap teringat tentang dia, aku selalu menangis dan sekarang, aku masih bersahabat dengan kesedihan.
"Kenapa nangis?" Aku tersentak mendengar suara itu. Dengan cepat aku menyeka air mataku.
Payah, dia melihatku menangis, aku jadi malu.
"Bagaimana bisa dia ada tempat ini?"
"Kenapa?" tanyanya lagi.
"Rindu dia, Mas," jawabku pelan.
Dia berdiri di sampingku, kami sedang berada di rooftop kantor. Tempat ini salah satu tempat yang sering aku kunjungi namun, siapa sangka bisa bertemu dengannya di sini.
"Kamu cintai banget?"
"Banget. Ah, maaf ... aku tau, tidak seharusnya kan perasaan ini ada, tapi tidak semudah itu melupakannya, apalagi menghilangkan perasaan ini."
"Saya paham. Menangislah," ucapnya lalu pergi.
Aku menoleh kebelakang menatap kepergiannya. Aku merasa bersalah mengatakan perasaanku, aku takut melukai perasaannya.
"Maafkan aku, Mas Elang. Aku belum bisa mencintaimu." Aku mengusap kasar air mata yang kembali keluar.
Aku tidak tahu bagaimana perasaan Mas Elang padaku, entah apakah dia sudah mencintai ku atau sama sepertiku yang tidak mempunyai perasaan apa-apa.
Setelah puas bersedih dan menikmati pemandangan dari atas gedung kantor, aku memutuskan untuk istirahat. Ini sudah jam istirahat, aku hanya mampir ke tempat ini sebentar, hanya ingin menenangkan diri namun, siapa sangka bisa bertemu dengan Mas Elang.
Hari ini terpaksa istirahat sendiri, karena Nissa tidak masuk kerja, sahabatku itu sakit, membuatnya tidak bisa bekerja. Tapi, aku akan menjemput Emma, untuk makan siang bersama, kantor kami tidak jauh.
"El?"
Sial, kenapa harus bertemu dia di depan lift.
"Masuk aja, gapapa," ucapnya. Mau tidak mau, terpaksa aku masuk ke lift itu dan parahnya lagi kami hanya berdua.
Ting
Pintu lift tertutup.
"Kamu gimana?" tanyanya.
"Baik," jawabku.
"Kamu bahagia?"
Aku langsung menatapnya. "Kenapa nanya seperti itu?"
Dia tersenyum tipis. "Aku hanya ingin tahu, apakah kamu bahagia," ucapnya. "Aku rindu."
Deg
"Haha ... rindu?" Aku tertawa mendengar ucapannya. "Omong kosong apa itu!" Aku langsung keluar dari lift saat pintu terbuka.
Bisa-bisanya dia berkata 'rindu' tidak sadar diri kah sudah punya istri dan lupakah dengan apa yang sudah dia lakukan dulu.
Sampai di parkiran, aku langsung masuk ke mobil, lalu pergi meninggalkan kawasan kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Journey (End✓)
RomanceRomantis+Comedy Cinta, keluarga, sahabat . . Setelah ditinggal nikah oleh mantan tunangan ku, aku kembali terluka karena kehilangan, kehilangan kali ini sangat-sangat membuatku sedih, ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sosok pria yang sudah...