Pria Masa Lalu

1.8K 186 39
                                    

Kehamilanku berjalan lancar, hanya saja selama dua bulanan aku di rumah karena mengalami morning sickness. Hampir setiap hari aku mengalami morning sickness yang parah, selama itu juga aku tidak diizinkan bekerja dan tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Namun, sekarang aku sudah tidak mual-mual lagi dan sudah bekerja kembali.

Mengidam? Sejauh ini aku jarang sekali menginginkan makanan yang aneh, malahan Mas Elang yang suka menginginkan hal aneh-aneh. Memang ada ya seperti itu? suami bisa mengidam, aku baru tau. Aku yang hamil tapi suamiku yang mengidam. Pernah tengah malam Mas Elang menginginkan cilok berkuah saos, lebih parahnya lagi dia ingin aku yang membuatnya sendiri, disaat aku sudah terlelap tidur lantaran susah tidur, tiba-tiba dia membangunkanku.

"Mbak, waktunya meeting," ucap Amel. Aku mengangguk lalu bangkit dari tempat dudukku.

Sebenarnya Mas Elang melarang ku kerja, tapi jika aku hanya di rumah, itu akan membuatku mati kebosanan. Dengan rayuan maut, akhirnya Mas Elang mengizinkanku untuk kerja.

Sampai di ruangan, aku duduk di samping Kak Nesya. Rapat hari ini Kak Fio yang mimpin. Dia sudah resmi menjadi Direktur di perusahaan ini, menggantikan posisi Mama, karena Mama sudah tidak ikut andil dalam mengurus perusahaan.

"Kak Nes ganti parfum ya?" tanyaku mengendus Kak Nesya.

"Iya, parfum pemberian Mas Rafa."

"Ciye, pakai parfum pemberian doi."

"Apaan sih. Kamu terganggu dengan baunya?" tanya Kak Nesya

"Enggak, malah aku suka baunya. Nanti foto botol parfumnya ya, Kak? aku mau Mas Elang pakai parfum seperti itu."

"Hem, oke deh."

"Aku suka banget aromanya, bikin tenang." Aku menyenderkan kepalaku di bahu Kak Nesya, aroma parfum Kak Nesya membuatku candu.

Kak Nesya mengusap-usap kepalaku. Aku merasa cukup nyaman berada di posisi sekarang. Beberapa pasang mata memandangi kami, entah kenapa aku ingin bermanja-manja dengan kakakku yang satu ini. Tidak peduli dengan perhatian orang dan tidak peduli tempat.

"El, apakah kamu ngantuk?" tanya Kak Fio membuat semua mata tertuju padaku.

"Enggak," jawabku langsung memperbaiki posisiku. "Apaan sih, pakai tanya-tanya segala," gumamku. Sungguh aku kesal, karena ulahnya orang-orang menatapku.

"Hehe, bumil lagi sensi. Cepek, Dek?" tanya Kak Nesya pelan.

"Gak kok." Tidak ngantuk hanya saja bosan, ikut meeting bukan hal yang aku sukai namun, aku harus mengikutinya.

Satu jam lebih ikut meeting, akhirnya Kal Fio mengakhiri rapat, karena sudah waktunya untuk istirahat.

"Mau makan siang dimana, Dek?" tanya Kak Nesya.

"Aku mau pulang ke rumah Mama, mau makan masakan Mama."

"Kakak ikut!"

"Kalian mau kemana?" tanya Kak Fio membawa laptop.

"Ke rumah."

"Ikut."

"Ayo."

Dan kami memutuskan untuk pulang bersama makan siang di rumah. Tadi aku sudah meminta Mama memasak, aku ingin makan masakan Mama.

"Ada ngidam yang aneh-aneh gak, Dek?" tanya Kak Nesya yang kini sedang fokus menyetir.

"Kalau aku gak ada, tapi Mas Elang yang mengalaminya."

"Dia minta apa?"

"Tengah malam minta bikinin cilok, terus pernah minta bikinin roti tawar diisi es krim, terus goreng. Itu gara-gara liat di tik-tok, jadi kepengen. Gak cuma sekali liat video orang masak-masak mau dibikinin, sudah berkali-kali."

My Love Journey (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang