Lamaran Kak Nes

1.8K 178 16
                                    

Hari berganti hari, tidak terasa usia kandunganku sebentar lagi memasuki sembilan bulan. Perutku sudah sangat besar dan tentunya aku sudah tidak bekerja lagi, hari-hariku ku habiskan di rumah saja.

Sekarang aku tinggal di rumah mama, hanya untuk sementara. Mas Elang takut, jika sewaktu-waktu perutku sakit atau terjadi apa-apa padaku, dengan tinggalnya di rumah mama, ada yang menjagaku.

Aku mendengar suara deru mesin mobil, dengan hati-hati aku bangkit dari dudukku menuju pintu.

"Kenapa baru pulang? tidak biasanya pulang sore banget."

"Baru pulang dimarahin, ngajak berantem?"

"Ayo kalau berani." Aku menatapnya dengan tatapan mata yang tajam.

"Eh ... gak-gak. Ini loh, tadi ketemu teman dulu ke kafe, makanya baru pulang." Mas Elang membungkukkan badannya lalu mengelus perutku. "Baby gak nakal, 'kan? baik-baik di dalam ya, sebentar lagi kita bertemu."

"Dah masuk, mandi."

"Sayang ..."

"Kenapa?" tanyaku.

"Mau apel goreng," ucapnya.

Aku mengerutkan keningku mendengar permintaannya. "Apel goreng? Aku baru dengar."

"Cara bikinnya gampang, celup apel yang sudah di potong-potong kedalam tepung yang dicampur air, terus goreng deh. Kek nya enak deh."

"Kok kayanya? nanti kalau aku bikin Mas gak mau makan lagi."

"Pasti aku makan kok. Please ... bikinin ya?" ucapnya dengan peppy eyes. Kalau sudah seperti ini tidak bisa nolak.

"Iya deh, kamu mandi dulu gih. Aku langsung bikinkan."

"Makasih ya."

Cup

Dia mengecup bibirku, lalu pergi. Aku terkekeh kecil, aku sudah terbiasa dengan tindakan kecil yang dia lakukan dan aku sangat menyukainya.

Sampai di dapur, aku mengambil apel satu. Permintaan Mas Elang kali ini cukup aneh, entah gimana rasanya apel ini digoreng.

"Eh, Non ngapain?" tanya Mbak Sri.

"Buatin Mas Elang apel goreng, Mbak."

"Apel goreng? Emang bisa dimakan, Non?"

"Iya, aku juga baru tau ada makanan kek gini."

"Ahahah ... apa yang bisa mbak bantu?"

"Mbak siapin tepung basah aja, adonan seperti Mbak mau bikin pisang goreng."

"Baiklah, Non."

Aku memotong-motong apel, sementara mbak Sri menyiapkan tepungnya.

Setelah semua bahan sudah siap, aku langsung mencelupkan apel ke dalam tepung lalu menggorengnya. Sampai sekarang mas Elang tidak berhenti mengidam dan selama ini aku yang paling banyak memenuhi keinginannya, sungguh terbalik dengan apa yang orang-orang rasakan. Untung sayang, kalau gak? Ya gak bakalan bertahan sampai sekarang.

Setelah matang, aku memberikan toping coklat diatasnya agar terlihat menarik. Selesai sudah kegiatanku di dapur, aku melangkah menuju kamar menemui mas Elang.

"Apa itu, Dek?" tanya Kak Fio.

"Apel goreng, permintaan mas suami"

"Apel goreng? Gimana rasanya? kakak coba ya?"

"Ambil satu."

Kak Fio langsung mengambil sepotong apel. "Panash ... rasahnya enyhak," ucapnya sambil mengunyah.

My Love Journey (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang