Ada Masalah?

1.3K 166 34
                                    

Setelah hari itu, dimana aku mengizinkan Mas Elang untuk menikah lagi, Mbak Arina menemui ku dan berbicara banyak padaku. Dia tidak menyangka aku memberikan izin untuk mereka berdua, dia sangat bahagia mendengarnya, begitu juga dengan Mas Elang. Dan sejak saat itu, mereka berdua mulai merencanakan hari pernikahan mereka dan juga persiapan lainnya.

Sepertinya, khayalanku tentang pernikahan yang begitu bahagia, mendapatkan seorang suami yang perhatian dan sangat mencintaiku, harus ku kubur dalam-dalam sebab, itu tidak akan terjadi dan aku dapatkan. Mas Elang tidak akan pernah melakukan semua itu, apalagi mencintaiku.

Aku terlalu berharap realita yang sebenarnya bisa hidup bahagia bersama Mas Elang dikemudian hari, bahkan Mas Elang tidak  pernah memberikanku setetes cinta. Dan pada akhirnya, aku terluka karena ekspektasiku sendiri. Memang pahit menerima kenyataan hidup saat ekspektasi tak seindah realita namun, begitulah hidup. Aku ikhlas, aku rela, kali ini aku tidak memaksa kehendak Mas Elang untuk menjadi satu-satunya istrinya, mungkin bersama Mbak Arina, dia mendapat kebahagiaan itu. Lalu, bagaimana denganku? Biarlah, semua berjalan dengan semestinya, aku memang mengizinkannya menikah, tapi aku tidak berpikiran untuk mundur, aku akan mempertahankan rumah tanggaku semampuku.

"Ada masalah?" Sontak aku menatap Nissa yang tiba-tiba duduk di tempat duduk Salsa.

"Gak ada."

"Dari tadi bengong mulu, mikirin apa sih? Kalau ada masalah, sini bagi sama aku."

"Gak kok, cuma pusing nih," jawabku memijit pelipisku.

"Pusing? Mual-mual juga gak?"

"Enggak."

"Ada keluhan lain?"

"Sudah seperti Dokter aja kamu. Cuma pusing saja."

"Cek ke Dokter kandungan yuk?" ajaknya yang membuatku mengernyit heran.

"Kamu mau cek?"

"Bukan aku, tapi kamu!"

"Siapa yang hamil?"

"Kamu lah, siapa tahu kamu hamil." Mendengar kata itu membuat kerongkonganku gatal.

Aku mengambil air yang ada di atas mejaku. "Mana mungkin hamil," jawabku lalu minum.

"Mana mungkin kata kamu? kamu kan sudah nikah, ya mungkin saja lah! Makanya aku mikir gitu."

"Masih tersegel, gimana bisa hamil," gumamku.

"Apa?"

"Apa?" tanyaku balik, berharap Nissa tidak mendengarnya.

"Masih apa kata kamu?"

"Gak ada kok."

"Aku dengar loh, cuma gak terlalu jelas aja. Oke, aku tanya sekali lagi, ada masalah?"

"Gak ada, Nissa sayang, aku baik-baik saja. Sudah ah, kok kamu ada di sini?"

"Aku kan penasaran, dari tadi diam aja. Kalau ada masalah jangan dipendam sendiri."

"Iya. Ah, hampir saja lupa, aku mau ke ruangan Mas Elang dulu, minta tanda tangan."

"Iya deh."

Aku mengambil map biru, lalu melangkah menuju ruangan Mas Elang.

"El?"

"Eh, Papa?" Aku langsung bersalaman dengan Papa.

"Sehat, Nak?"

"Sehat kok, Pa. Papa tumben ke sini."

"Iya nih, ada sedikit masalah, terpaksa Papa turun tangan. Ini mau kemana?"

My Love Journey (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang