"Yona kemana sih?"
Jam menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Apa Yona tidak mendapat taksi atau ojek? Dara terus bertanya-tanya dalam pikirannya. Ada rasa menyesal juga telah meninggalkan gadis itu.
Tapi ini juga bukan salahnya. Yona sendiri yang mengatakan "boleh" pada Kak Ian. Dara terus mencoba menelpon Yona sedari tadi. Harap-harap gadis itu menjawabnya dengan segera.
"Selamat pagi anak-anak, sebelumnya mohon maaf karena hari ini bapak tidak bisa mengajar. Dikarenakan ada urusan pribadi, bapak tau kalian pasti senang." Pak Adi tertawa kecil.
"Nggak pak! Kita sedih loh, nggak bisa belajar!" Ucap Satria yang berada di bangku paling belakang.
"Sedih? Yakin nih? Yaudah, bapak kasih tugas mau?"
Semua menggeleng secara bersamaan. Diiringi juga dengan teriakan kata tidak yang serempak. Bahkan Satria yang tadi menjawab pun ikut berteriak tidak.
"Yasudah, tapi jangan ada keributan. Bapak tinggal ya," Pak Adi meninggalkan kelas.
Pak Adi itu, dia bisa disebut guru terfavorit. Tidak hanya bagi kelas 10 MIPA 2 saja. Tapi bagi satu sekolah.
Cara mengajarnya yang tidak terlalu formal, juga cara menghadapi murid-murid yang sulit diatur, dia terlihat seperti panutan.
Walau memang, terkadang image nya buruk karena sering meninggalkan kelas. Dikalangan guru-guru tentu saja.
"Ra, Yona nggak masuk ya?"
Cewek berambut hitam pendek dan sedikit bergelombang itu menghampiri Dara yang masih sibuk dengan ponselnya. Gadis itu bernama lengkap Lyara Almahira lebih akrab disapa dengan sebutan Alma.
"Dia berangkat kok. Tadi pagi udah siap-siap." Ucapnya yang masih berusaha menelpon Yona.
"Lah, terus sekarang tu anak kemana?" Anya mulai menghampiri mereka berdua.
Kanya Tamara, salah satu sahabat Dara yang memiliki sifat ceplas-ceplos berbanding dengan Alma yang kalem.
"Gue juga nggak tau, apa mungkin dia telat?" Dara sedikit mengerutkan keningnya.
"Coba kita cek di lapangan. Kalo telat, Yona pasti ada disana. Dia pasti kena hukuman." Ucap Alma yang selalu berpikir menggunakan logika.
"Yaudah ayo!"
***
Ian sedang berada di kantin. Tempat terbaik untuk bolos pelajaran matematika. Ian sedikit malas jika sudah membahas tentang angka. Menurutnya itu rumit, kecuali uang.
Jika bolos sendiri, tentu tidak asik. Mereka bolos bersama, hanya teman-teman satu perkumpulan Ian saja sebenarnya. Tidak satu kelas. Hanya ada Ian, Agam, Andra, Yohan, dan ya harusnya Dylan kw itu ada disini.
Dia juga tidak masuk kelas. Sedang sibuk berjemur ditengah-tengah lapangan bersama ayang Lea. Tapi Ian dan teman-temannya itu masih belum tahu keberadaan Adylan. Mereka pikir, Adylan bolos bersama pacarnya.
"Heh si Adylan kemana?"
Mereka bertanya dalam hati masing-masing. Serempak, mereka menggelengkan kepala secara bersamaan. Tanda jawaban tidak tahu dari pertanyaan Agam tadi.
"Nggak masuk kali."
Yohan menanggapi, tapi tetap sibuk dengan game di ponselnya.
"Motor nya ada." Andra menyahut.
"Pacaran di gudang belakang kali."

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA [END]
Romance⚠️YANG MAU PLAGIAT JAUH-JAUH AJE SONOH⚠️ ⚠️BACA SELAGI ON GOING⚠️ . . . "Nama aku aja yang jauh, kamu jangan." - Antariksa. "Kita udah terlanjur jauh, Aksa." - Aldara. Cerita ini sebagian kisah nyata 2 remaja yang tidak di restui orang tua nya yai...