Suasana malam itu tampak sepi, sangat nyaman bagi Adylan untuk sendirian. Pikirannya berkecamuk, dirinya marah, disertai rasa bersalah.Sebuah klise antara Yona dan Yohan, selalu terputar dalam pikirannya. Adylan mencoba untuk tetap tenang, mengingat sikap Yohan yang enggan untuk bergaul bersama orang lain.
Tapi melihatnya bersama Yona se-bahagia itu, membuat Adylan bingung. Apakah Yohan menyukai Yona? Tidak. Adylan menjawab pertanyaannya sendiri. Iya atau tidak? Kali ini, ia tidak bisa menjawabnya.
***
Pagi hari yang cerah, hawa sejuk yang menyelimuti tubuh Dara membuatnya tidak ingin beranjak dari kasur. Alma membangunkannya, sesekali menggoyangkan tubuh Dara agar gadis itu terbangun.
"5 menit lagi, Ma . . "
"Ra, ayok bangun udah pagi."
Dara menutupi wajahnya dengan selimut. Membuat Alma geleng-geleng kepala karena gadis itu seperti anak kecil. Alma beranjak pergi dan memasak sarapan untuk yang lain.
Gadis itu mematung, berdiri ditempatnya sembari memastikan sosok pria tinggi yang sedang membuat kopi di dapur. Itu Kak Yohan kan? Alma bergumam dibatinnya.
Alma menelan saliva nya, memberanikan diri untuk bertanya. "K-kak Yohan . . ?"
Pria itu berbalik, menunjukkan wajah nya yang terlihat judes namun berdamage.
"Iya," Seperti biasa, pria itu menjawab dengan raut wajah yang datar.
"A-ah, nggak inget ya? Haha, saya Alma temennya Dara. Yang tadi siang udah ngerepotin," Ucap Alma merasa bodoh.
"Iya, Tau. Kalo gitu duluan," Yohan mengangguk, meninggalkan Alma yang berada di dapur.
"Alma, pliss jangan nyari masalah deh. Malu sendiri kan jadinya? Ish," Gadis itu memukul kepalanya sendiri.
Di dalam kamar, Dara sedang membersihkan tempat tidur nya. Rasanya cukup untuk hari ini, dia bisa melanjutkan tidurnya lagi nanti. Sedangkan Anya, dia sibuk mempercantik penampilan nya.
Anya bangkit dari duduknya, menghadap ke arah Dara sembari tersenyum lebar. "Ra, dandanan gue nggak norak kan?"
"Enggak kok, cantik kayak biasanya." Dara tersenyum.
"Ih kok kayak biasanya? Gue mau luar biasa supaya dilirik Kak Agam." Anya berdecak kesal, kembali melihat cerminnya.
"Lo udah cantik level maksimal kok!!" Kali ini Dara menambahkan dua jempol untuk Anya.
Melirik sinis. "Berarti maksimal gue biasa aja dong?"
"E-enggak gitu, maksud gue lo itu udah se CUANTIK itu Nya. Nggak usah di ubah-ubah lagi," Ucap Dara.
"Tapi buktinya Kak Agam nggak suka gue." Lagi-lagi Dara menarik napas panjang.
Menghembuskan napas. "Kan nggak semua orang tertarik sama fisik doang, ANYA."
"Iya sih, tapi kan fisik sekarang udah jadi TOP!" Anya bersikeras.
Dara mengambil handuknya. Lekas pergi sebelum Anya semakin membuatnya tertekan. Menghindari masalah memang tidak baik, tapi ini lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA [END]
Romance⚠️YANG MAU PLAGIAT JAUH-JAUH AJE SONOH⚠️ ⚠️BACA SELAGI ON GOING⚠️ . . . "Nama aku aja yang jauh, kamu jangan." - Antariksa. "Kita udah terlanjur jauh, Aksa." - Aldara. Cerita ini sebagian kisah nyata 2 remaja yang tidak di restui orang tua nya yai...