END

769 13 2
                                    

"Ikut yuk Na? Daripada lo ga jelas lantang luntung sendirian di Jakarta."

"Lo nganggep gue pemulung apa gimana dah."

"Ikut aja lah, oke?"

"Ya ya oke, jam berapa? Lo sharelock aja gue ga mau ganggu kalian berdua." Ucap Yona, menyenggol lengan sahabatnya.

"Ganggu apaan sih, yaudah nanti gue sharelock."

"Oke gue duluan!" Ucapnya berlari meninggalkan Alma.

Mengejar. "Woy Yona! Ya bareng lah, Kak Yohan hari ini ga jemput gue!!"

***

Malam hari itu terasa sangat senyap. Adylan berdiri menatap rembulan juga bintang yang menyinari langit malam.

Pria itu sadar bahwa ini adalah tahun ke-7 ia ditinggalkan oleh Yona. Sekaligus, ini adalah ulang tahun Yona yang ke-23 tahun.

Dirinya terkekeh saat mendengar umur itu. Rasanya, Yona dan ia bahkan belum merayakan sweet seventeen milik Yona bersama.

"Happy birthday, to my queen."

Ia tersenyum singkat yang kemudian meniup lilin ulang tahun, seperti tahun-tahun biasanya. Memesan kue ulang tahun kecil, yang dapat ia makan sendiri usai acara kantor nanti.

"Pak, mobilnya sudah siap."

Adylan merapihkan bajunya, pria itu keluar dan menaiki mobilnya menuju tempat acara. Ia sengaja membuat ulang tahun perusahaannya sama dengan ulang tahun Yona, walaupun sebenarnya Galandra Group tidak dibuat pada tanggal ini.

Bukti ke bucinan seorang Adylan Janshen Galandra.

Tak sampai setengah jam, Adylan sudah sampai pada tempat acara yang digelar tidak megah namun sangat elegan jika dilihat.

Ia berjalan tegap, yang nampak sangat berwibawa dimata siapapun yang melihatnya. Langkahnya terhenti, saat netranya menemukan sosok yang sangat ingin ia genggam.

Adylan terus menatap sampai akhirnya netra mereka bertemu dan terjadilah keheningan dalam pikiran keduanya. Seakan, hanya mereka yang berada di sana.

Adylan berjalan mendekat ke arah Yona, sementara gadis itu hanya terdiam di tempat bersama Alma juga Yohan yang sedang berbincang-bincang dengan Agam juga Andra.

Satu langkah.. Dua langkah..

Tiga.. , Tidak.

Adylan kali ini berlari, dengan air mata yang bercucuran di kedua pipinya, pria itu memeluk Yona erat. Melepaskan rasa rindu yang teramat berat.

Grep!

Saat merasakan tubuhnya didekap oleh sosok pria dihadapannya Yona mematung. Kehangatannya masih sama, sama seperti terakhir kali Adylan memeluknya.

"Lea.." Lirih Dylan, yang sekarang kedua insan itu menjadi pusat perhatian.

Tidak sampai 5 menit, Adylan melepaskan pelukannya. Pria itu menyerka air mata yang sudah menetes di kedua pipinya sedari tadi.

"Maafin gue," Ucap Dylan, pergi.

Yona mengerti. Mengerti perasaan Dylan yang mungkin masih sama, namun takdir tidak mengijinkan keduanya untuk bersama.

Yona menunduk. Sakit, rasanya masih sakit.

"Maaf karena aku kembali lagi dalam hidup kamu, Lan." batinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANTARIKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang