"Ra!" Ian menyapa gadis itu dengan tersenyum.
"Maaf ya kak lama," Dara menghampiri pria itu.
"Iya nggak papa, mau makan disini?" Tanya Ian santai.
"Iya hehe, lebih enak aja." Jawab Dara tersenyum malu.
Mereka terdiam selama beberapa saat, setelah itu pelayan datang dan memberikan pesanan yang sudah mereka pesan tadi. Ian tidak membeli untuk dirinya sendiri, baginya seblak tidak enak.
Yang Ian rasakan saat memakan nya, kerupuk itu terasa lembek sangat lembek dan terlalu asin. Alhasil, dirinya tak pernah mau memakan seblak walaupun di tempat yang berbeda.
"Kakak mau coba?" Dara mengangkat sendok tersebut ke arah Ian.
"Kalo disuapin mau," Ian tersenyum, perlahan-lahan membuka mulutnya.
"Enak?" Dara menyuapi pria itu dengan sedikit tawa.
"Asin." Ian langsung gelagapan dan meminum air putih yang terletak di atas meja.
"Loh? Serius?" Dara kembali mencicipi seblak yang baru saja ia pesan.
"Iya," Ucap Ian menelan air putih tadi.
"Tapi nggak asin kok." Dara mencoba merasakannya kembali.
"Selera orang beda-beda, yaudah lanjut lagi makan nya." Ian mempersilahkan.
Dara hanya mengangguk kecil. Merasa bersalah karena tadi menyuruh pria itu mencicipinya. Ia memakannya dengan perlahan-lahan. Sementara Ian hanya menatap gadis itu sembari tersenyum tipis.
"Ini Yona lama banget sih," Ujar Anya yang sedari tadi masih berada di depan rumah Dara.
"Coba gue telpon ya." Sahut Alma.
Anya hanya mengangguk. "Halo? Yona?"
"Iya?"
"Kamu ada dimana?"
"Sebentar lagi gue nyampe kok."
"Cepetan ya,"
"Iya."
Alma mematikan telepon nya.
"Bentar lagi katanya." Ujar Alma.
Sesaat setelah itu, Orang tua Dara menghampiri mereka. Anya sedikit takut melihat keduanya berjalan menuju ke arah nya. Dengan langkah gontai Papa Dara berdiri dihadapan Anya juga Alma.
"Kalian teman Dara bukan?" Anya dan Alma saling menatap satu sama lain.
"Iya om," Keduanya mengangguk.
"Sekarang Dara berada dimana?" Tanya nya lagi.
"Dia lagi ke luar om." Alma menjawab dengan sedikit rasa takut dihatinya.
"Saya tau, tapi dimana tepatnya?"
"Kami nggak tau om." Kali ini Anya yang menjawab.
"Jangan berbohong, asal kalian tahu Dara tidak butuh teman seperti kalian. Dia sudah memiliki segalanya, teman seperti kalian saja tidak penting untuknya. Jika kalian tidak menjawab, maka jangan berteman dengan anak saya lagi." Mama berujar panjang lebar.
"Maaf tante, tapi itu sudah keterlaluan." Ucap Alma merasa geram terhadap nya.
"Apa susahnya menjawab? Saya yakin kalian tentu tahu kemana Dara pergi. Apa jangan-jangan kalian ingin menyembunyikan Dara?!" Alih-alih mengerti atas pernyataan Alma tadi, Mama semakin merasa curiga pada kedua gadis itu.
"Maaf tante, lebih baik kami pergi." Alma menarik tangan Anya untuk menjauh dari kawasan rumah Dara.
Anya tidak berani mengatakan apapun. Jika ia jujur pun, Dara pasti akan dimarahi. Orang tuanya terlalu protektif. Mereka mungkin berpikir jika mereka sudah sangat mengerti putrinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/287204800-288-k766198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA [END]
Romance⚠️YANG MAU PLAGIAT JAUH-JAUH AJE SONOH⚠️ ⚠️BACA SELAGI ON GOING⚠️ . . . "Nama aku aja yang jauh, kamu jangan." - Antariksa. "Kita udah terlanjur jauh, Aksa." - Aldara. Cerita ini sebagian kisah nyata 2 remaja yang tidak di restui orang tua nya yai...