11

356 16 0
                                    

"Na, lo sama Kak Yohan ke Bandung nya?" Tanya Dara tiba-tiba.

"Hah? Ya enggak lah," Ujar Yona merasa aneh.

"Itu Kak Yohan di depan." Dara menunjuk ke arah gerbang.

"Loh? Sebentar ya,"

Yona menghampiri Yohan, disusul dengan Dara tentu saja.

"Udah?"

"Udah apa?"

"Udah siap belum? Kata mau ke Bandung."

"Lo mau nganter gue?"

"Iya."

"Kan gue bilang nggak usah."

"Sekalian, anak-anak juga mau ke Bandung."

Yona mengangguk kecil. Menuju ke arah Dara yang sedikit lebih jauh dari keduanya.

"Ra, gue pamit ya. Lo jaga diri di rumah, gue udah telpon Alma sama Anya buat nemenin lo." Ucap Yona menepuk bahu Dara sembari tersenyum lebar.

"Lo jadian ya sama Kak Yohan?" Dara menggoda gadis itu.

"Sebenernya gue mau jelasin, cuman gue udah telat. Nanti gue jelasin deh, tapi yang jelas gue nggak jadian sama dia." Yona memperjelas bagian akhir kalimatnya.

Adylan beserta anak-anak gang yang lain sudah berada di markas. Bersiap-siap untuk berangkat tentu saja. Sekitar 15 menit lagi mungkin?

"Lan, Yohan kemana?" Tanya Agam mencari sosok pria berdarah dingin itu.

"Coba tanya Ian." Jawab Adylan singkat.

"Orang sodara lo juga," Ian langsung menyahut.

"Ya artinya gue nggak tau."

Sedari tadi, wajah Adylan terus murung. Bahkan benar-benar seperti orang yang memiliki masalah hidup terberat, di antara mereka.

"Lo ada masalah?" Ian sedikit merasa penasaran terhadapnya.

"Nggak." Ujarnya bangkit dari kursi tersebut.

Yohan memasuki pintu. Disusul dengan Yona dibelakangnya. Adylan yang ingin keluar itu tentu saja berpapasan dengan keduanya. Benar-benar hari buruk untuk Adylan.

Yona menunduk, merasa tidak enak saat sedang bersama Yohan dan Adylan. Ia seperti merasa bersalah, walau tidak tahu apa masalahnya.

"Loh Yona, Dara kemana?" Tanya Ian melihat ke arah luar, berharap Dara juga ikut bersama gadis ini.

"Dirumah." Ucap Yona yang masih berusaha menghindari tatapan Ian.

"Nggak bisa ikut?" Ucap Ian kecewa.

"Bisa sih kalo ada yang ngasih tumpangan." Ujar Yona.

Ian langsung bergegas menaiki motornya dan pergi menuju rumah Dara. Percayalah, Adylan sangat frustasi dengan teman-temannya ini.

"Lo ikut?" Ucap Adylan menatap gadis itu.

"Numpang aja sih," Yona tidak berani menatap matanya.

"Lo nakut-nakutin dia." Yohan menarik Yona untuk pergi dari hadapan saudara nya itu.

"Gue bukan setan!" Ujarnya.

"Kalo kayak gini mirip." Agam menyahut.

Adylan menatap sinis. Sementara Agam hanya tersenyum bodoh, dan Andra menertawai pria itu dengan kencang.

***

"Kira-kira Anya sama Alma lama nggak ya?" Dara bergumam. Merasa sangat bosan berada di rumahnya.

ANTARIKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang