⚠️YANG MAU PLAGIAT JAUH-JAUH AJE SONOH⚠️
⚠️BACA SELAGI ON GOING⚠️
.
.
.
"Nama aku aja yang jauh, kamu jangan."
- Antariksa.
"Kita udah terlanjur jauh, Aksa."
- Aldara.
Cerita ini sebagian kisah nyata 2 remaja yang tidak di restui orang tua nya yai...
"Kak Ian, boleh ngobrol sebentar?" Dara menghampiri Ian usai kelas terakhirnya, tentu saja ditemani oleh Yona.
Ian menengok, "Kak Ian?"
Dara hanya mengangguk singkat.
"Ya bener lah Yan manggil Kak Ian, apa harus dipanggil Ayang juga kayak Ayang Lea?" Yona melirik tajam ke arah Agam, pria yang lebih tua 2 tahun dibandingnya.
"Kak Agam, mau ku robek mulutnya?" Tanya Yona, Agam langsung menggeleng cepat.
"Dylan! Serem amat cewek lo anjir!" Teriak Agam langsung bersembunyi dibalik tubuh ibu kantin.
"Aku padamu Le!!" Teriak Adylan, membuat pose love menggunakan tangannya seketika semua teman-temannya merasa jijik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cr : pinterest.com
"Mau bicara dimana?" Tanya Ian, Dara hanya menyuruhnya mengikuti.
Keduanya pergi berjalan entah kemana, sementara Yona langsung mendaratkan pantatnya pada bangku panjang di kantin tepat di sebelah Adylan.
Dara membawa Ian ke tempat pria itu mengungkapkan perasaannya. Angin sepoi-sepoi mulai menyentuh kulit mereka, karena sedang musim hujan siang hari ini tidak panas.
Keduanya duduk di kursi, posisinya persis seperti saat Ian yang saat itu menjadikan Dara sebagai kekasihnya. Bahkan satu bulan saja belum, rasanya ini berakhir terlalu cepat.
"Kata dokter, Bang Ata seminggu lagi bisa pulang ke rumah." Ujar Dara, memecah keheningan.
"Kalo boleh, bisa nggak dalam seminggu itu waktu kakak full buat aku?" Dara menunduk, mengingat apa yang akan terjadi setelah itu.
"Boleh, waktu aku selalu luang buat kamu Ra." Ujar Ian, pria itu masih tidak tahu apa pikiran Dara.
"Semalem, aku udah bicara sama Papa."
"Oh ya? Apa keputusan Papa kamu?" Tanya Ian, penasaran.
Dara menggeleng. "Belum pasti, katanya dia mau mempertimbangkan dulu." Gadis itu tersenyum.
Ian terkejut. "Serius Ra?! Kamu bicara apa sampai Papa sama Mama kamu bisa berubah pikiran?"
"Aku cuma bela diri aku aja kok, Papa sama Mama ga seburuk itu Kak. Maaf ya, atas sikap Papa waktu itu." Ujar Dara, berbohong.
"Sekarang kita jalan?" Dara mengangguk, Ian menggandeng tangan gadis itu menuju parkiran. Biasa, jika sudah seperti ini pasti lupa mengabari teman-temannya.
Disisi lain Yona menyenderkan kepalanya di bahu pria yang lebih tinggi darinya itu. Semalam, ia tidak bisa tidur nyenyak. Banyak sekali hal yang terjadi hari itu, ia memejamkan mata tidak benar-benar tertidur hanya istirahat sejenak.