26

336 12 5
                                    

"Lea suka Dylan?" Tanya Kemuning, yang saat ini sedang berbicara dengan Yona dihalaman belakang.

Yona tersenyum. "Ketahuan deh."

Wanita itu terkekeh kecil, mendengar perkataan Yona barusan. "Kenapa suka Dylan? Adylan ganteng?" Tanyanya lagi.

Yona menggeleng. "Hahaha, enggak tuh. Adylan nyebelin, aneh juga kenapa Lea bisa suka." Gadis itu langsung menengok ke arah Kemuning saat tahu apa yang baru saja ia ucapkan.

"Eh! Maaf tante, Lea nggak bermaksud jelek-jelekin Adylan kok." Ucapnya menggelengkan kepala.

Kemuning tertawa. "Oh, jadi gini sikap orang yang kata Yohan bisa bikin Adylan versi baru yang udah di upgrade?" Yona mengernyit bingung.

"Yohan bicara apa aja sama tante? Adylan versi terbaru maksudnya gimana?" Tanya Yona tidak mengerti.

"Kamu dekat juga dengan Yohan? Nggak cerita banyak sih, cuman katanya Adylan sayang banget sama Ayang Lea." Ujar Kemuning, membuat pipi gadis itu semerah jambu.

"Ih tante!" Yona menutupi wajahnya.

"Adylan pasti ketawa terus kalo deket kamu, soalnya lucu. Lea, lain kali jangan panggil tante. Panggil Bunda aja ya?" Ucapnya.

Yona menahan air matanya yang hampir saja lolos. Baru kali ini gadis itu merasakan sosok ibu dalam hidupnya, mungkin hidupnya akan lebih baik jika orang tuanya seperti ini.

"Makasih tan, maksud Lea bunda." Ucap Yona, Kemuning memeluk tubuh gadis itu.

Ah, persetan dengan rasa malu. Gadis itu sudah tak dapat lagi membendung kedua pelupuk matanya, air matanya perlahan terjatuh membasahi kedua pipinya.

Melepaskan pelukannya. "Loh kamu kenapa nangis, sayang?" Tanya Kemuning, membuat Yona terisak. "Cerita sama bunda, ya? Nggak baik kalo ditahan gitu."

Yona masih terisak hebat, gadis itu menghapus air matanya dan mendongak menatap wajah wanita cantik itu. "Lea mau dipeluk bunda aja boleh?"

Kemuning langsung memeluknya lagi. "Nggak papa kalo Lea nggak bisa ceritain sekarang ke bunda, bunda ngerti karena ini pertemuan pertama kita. Lain kali, anggap bunda ini benar-benar bunda kamu ya Lea?"

"Lea nggak ngerti gimana harus memperlakukan bunda sebagai bunda Lea, karena Lea nggak pernah ngerasain hal itu." Ujarnya, membuat Kemuning langsung mengerti. Ia mengeratkan pelukannya, mengusap kepala gadis itu lembut.

"Gue pikir bakalan ada masalah, malah jadi acara nangis bersama. Makasih udah mau nerima Lea, bunda. Bunda ter the best! Anak mu satu-satunya ini sayang bunda!!" Ucap Adylan.

 Bunda ter the best! Anak mu satu-satunya ini sayang bunda!!" Ucap Adylan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr : pinterest.com

***

"Bu! Ian pulang." Ucap Ian memasuki halaman rumahnya.

ANTARIKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang