haii hehehe !! cumi balik lagii, aku minta maafffffffff banget karena baru balik lagi setelah sekian purnama 😔😔 aku bakalan up lagi mulai hari ini yaa <3 MAKASI BANYAK BANYAK KALO KALIAN MASIH NUNGGU tapi kalo engga gapapaa koo aku ngertii ^^
love from little squid 🐙💗
"Bandung? Nggak bisa Le, aku harus jaga Ian juga di rumah sakit."
Ya ampun, Yona lupa. Bisa-bisanya ia melupakan masalah sebesar ini. Gadis itu mengecek kembali layar ponselnya, tidak ada satupun pesan masuk dari Dara.
"Oh iya, Kak Ian berarti baik-baik aja dong?" Tanya Yona.
Adylan mengangguk. "Belum sadar, tapi katanya sebentar lagi juga sadar kok. Iya kan, bu?" Ucap Adylan menoleh pada kaca mobil yang mengarah ke belakang.
Yona menoleh, sialan. Ia tidak tahu ada Ibu Ian dibelakang mereka. Memalukan sekali, Yona bahkan tidak dalam keadaan bagus saat ini. Rambutnya yang acak-acakan juga mata sembab karena semalam menangis.
"Eh, bu maaf ya saya nggak tahu ibu ada disitu." Ucap Yona mengulurkan tangannya, dan dibalas oleh wanita itu. "Iya, tidak apa-apa."
***
Dara masih dikurung saat ini. Pandangannya kosong, ia terus menatap ke arah jendela sesekali terpikirkan untuk melompat dan mengakhiri semuanya.
Saat suara seseorang masuk dalam pendengarannya, gadis itu langsung menoleh. Itu Tama, kakaknya. Sepertinya Papa dan Abangnya sedang adu mulut didepan kamar Dara.
Dara sudah tahu alasannya, maka dari itu Dara mengalihkan pandangannya lagi ke arah jendela. Menikmati seluruh rasa sakit yang ia rasakan, dengan tenang.
Jujur saja, Dara juga ingin melawan tapi untuk apa? Untuk apa memohon pada orang yang tidak punya hati seperti ayahnya? Ia sudah lelah, sungguh.
"Loh Pa! Harusnya Papa kasih ijin ke Dara buat ketemu Ian! Ian itu cowok baik-baik Pa! Kenapa Papa nggak bolehin Dara berhubungan sama orang baik seperti Ian sih?!" Teriak Tama, merasa kesal.
"Sudahlah, Dara anak papa. Papa tahu mana baik dan buruknya untuk adikmu. Pergi istirahat sana, papa mama dan Dara akan pergi ke Perancis siang ini. Handle perusahaan di Jakarta seperti biasanya." Jelasnya, kemudian pergi.
"Ra! Ra kamu nggak papa kan?!" Teriak Tama lagi, menggedor-gedor pintu kamar adiknya.
Dara hanya diam. Seakan telinganya tertutup dan semua hal terasa sunyi untuknya. Gadis itu menyilangkan tangannya, menarik kedua kakinya untuk menekuk disaat bersamaan.
Dara menenggelamkan wajahnya diantara tekukan tangan juga kakinya sejenak, yang kemudian beranjak ke arah kamar mandi.
"Aksa, aku harap kamu baik-baik aja. Maafin aku karena harus pergi, kamu boleh marah dan hukum aku nanti Sa." - batin Dara.
***
Semuanya berkumpul pada ruang rawat yang baru saja dihuni oleh Ian. Agam, Andra, juga Yohan sedari tadi hanya memandang Ian harap-harap pria itu cepat terbangun.
"Yan, bangun napa. Ga asik lo ah," Ucap Agam orang yang paling dekat dengan Ian sedari kecil.
"Kalian nggak pada mau pulang dulu?" Tanya Yohan, keduanya menggeleng secara bersamaan.
Terjadi keheningan lagi diantara mereka, sesaat setelah itu Bapa Ian memasuki ruangan. Ketiganya menoleh, terlihat bahwa pria paruh baya itu terlihat lesu dan khawatir.
"Kalian pulang saja dulu ya, sekolah. Nanti bapa langsung kabarkan jika Ian sudah sadar." Ucap Bapa.
"Agam mau disini aja nemenin Ian, pak." Ujarnya kekeuh.
"Pulang dulu lah Gam, bentar lagi ujian bolos terus yang ada lo ga lulus nanti." Balas Yohan, ia juga sebenarnya tidak tega dengan kondisi Ian. Tapi bagaimanapun, teman-temannya harus beristirahat.
"Lo aja sana Yo! Gue mau disini!" Teriak Agam,
"Sudah-sudah, yang dikatakan nak Yohan itu benar. Kalian pulang dulu saja, bersih-bersih setelah pulang sekolah bisa langsung kemari." Tengah, bapa.
"Ayoklah Gam, biarin Ian istirahat." Pinta Andra, menarik temannya untuk pergi.
Agam dengan terpaksa mengikuti Yohan juga Andra yang keluar dari ruang rawat Ian. Ketiganya menuju parkiran, dan bertemu dengan Adylan juga Ibu yang sedang membawa tas berisi pakaian Ian juga rantang.
"Pada mau pulang dulu?" Tanya Dylan, Yohan dan Andra mengangguk.
"Lo lemes amat Gam, kenapa dah?" Gurau Dylan, namun tak dapat balasan apapun dari Agam.
"Yaudah gue naruh ini dulu, btw ijinin gue ya." Jelas Dylan, pergi meninggalkan mereka.
"Itu si Dylan boleh! Kok gue ga boleh sih?!" Agam berteriak, membuat semua orang yang berada disekitar situ menoleh ke arahnya.
"Mau ke Bandung dia sama Yona, tadi si Yona chat gue." Ucap Yohan.
"Kok dia malah pacaran?" Andra tidak mengerti.
"Buat yang terakhir kali, masa nggak boleh."
Yohan meninggalkan keduanya lebih dulu, sementara yang ditinggalkan hanya terbingung atas ucapan Yohan.
***
Dara mengeluarkan kunci cadangannya dari meja rias. Bukan lupa atau bagaimana, Dara juga tahu percuma jika ia keluar dan tetap tidak bisa menemui Ian.
Namun, kali ini Dara benar-benar akan memutus hubungannya dengan Ian. Selama pengurungan diri malam tadi, gadis itu sadar bahwa Ian mendapatkan masalah karenanya.
Ceklek.
Dara membuka pintu kamarnya, dan menuju ruang makan di bawah. Saat melewati kamar Papanya, samar-samar dara mendengar percakapan antara Papa nya dan temannya mungkin.
Namun langkahnya terhenti kala mendengar kata Ian. Tunggu!
"Bagaimana rencana yang ku suruh untuk membereskan anak bernama Ian itu?" Ini suara milik Papa Dara.
"Semuanya bagus, kondisinya juga tidak serius. Seperti yang anda suruh, Tuan."
"Bagus. Kau sudah melakukan pekerjaan dengan baik, bonusnya akan saya transfer segera."
"Baik, tuan!"
Dara yang mendengar itu langsung terduduk lemas di lantai. Gila, Papanya benar-benar segila itu. Mencelakakan Ian? Bahkan disaat pilihan Dara sudah memihak kepadanya, pria itu masih tetap menganggu Ian? Sialan.
Ceklek.
Kali ini pintu kamar Papa dan Mamanya yang terbuka. Dara langsung menatap nyalang saat pria yang ia sebut Papa itu menampakkan dirinya.
"Brengsek."
***
haii, thnks ya buat yang udah mau bacaa :)) oiyaa, mampir sc yuk?? tulis apapun yang kalian mauu, boleh kritik saran mau curhat juga gpp pasti aku bales!!
okay, see you on the next part!!🦑💗

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA [END]
Romance⚠️YANG MAU PLAGIAT JAUH-JAUH AJE SONOH⚠️ ⚠️BACA SELAGI ON GOING⚠️ . . . "Nama aku aja yang jauh, kamu jangan." - Antariksa. "Kita udah terlanjur jauh, Aksa." - Aldara. Cerita ini sebagian kisah nyata 2 remaja yang tidak di restui orang tua nya yai...