⛲RiMbun-1⛲

188K 19.9K 2K
                                    

Halo, selamat membaca.
Tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya⛲

Jika kalian ingin ini up setiap hari bahkan sampai boom update, maka dari itu kalian harus vote dan spam komen banyak-banyak😾

~~~~

"Apasih, bacot." River menunduk mendengar sentakan penuh amarah dari kekasih cantiknya.

River mengaku salah karena tadi pagi dia membantu seorang siswi saat pingsan di lapangan. Awalnya River gak mau, tapi Kepala Sekolah udah melotot disana.

Mau tak mau kan, River menurut.

"Mbun, jangan marah..River kan..terpaksa.." cicitnya sedih, dia berusaha menggapai tangan Embun tapi gadis itu menepisnya.

Duh, nyut-nyutan tau hati River.

"Terpaksa, alasan." cibiran Embun membuat River makin kalut, hati udah ketar-ketir takut Embun kecintaannya marah.

Padahal udah marah si Embun.

River menghentakan kakinya 3 kali, kemudian berjongkok sembari memukul kedua tangannya dilantai dingin di bawahnya.

Kebiasaannya kalau lagi sedih karena dicuekin Embun.

Tetesan air mata turun membasahi lantai Ruang Osis, Embun si Ketua Osis galak yang ditakuti siapa saja.

Wajah cantik yang selalu memandang sinis siapapun membuat dia tak punya banyak teman.

Apalagi, kalau ada yang berani mendekati River, kekasihnya.

"Hiks..Mbun marah.." isaknya sedih.

Embun melirik singkat, dia memang tidak bisa kalau marah lebih marah dengan River.

"Janji, jangan sentuh gadis lain." celetuk Embun datar.

River mendongak cepat, dengan senyum manis yang menunjukan gigi kelincinya yang menawan.

"Serius?" Tanya nya semangat.

Embun terkekeh gemas, dia menjulurkan tangannya pada River dan langsung disambut River bahagia.

River mendusel ria diceruk leher Embun, tawa renyah dia berikan untuk Embun.

"Makasih Mbun, River sayang mbun."

"Heeum, Mbun juga sayang River."

River harus menunduk karena tingginya 175 sementara Embun 160.

Embun menepuk pelan punggung River "Udah, keluar deh sekarang. Aku mau beresin tugas." usirnya halus.

River mengerucutkan bibirnya sedih, matanya kembali berkaca-kaca.

"Enggak mau ah.." tolaknya.

"Winter.."

River berdecak kesal, kalau Embun sudah memanggilnya Winter berarti Embun tak mau dibantah. River melepas pelukannya lalu mundur berdiri di depan Embun.

Embun merapikan kancing seragam River, lalu menepuk pipinya.

"Nanti malam, cuddle sama aku. Jangan sedih ya." bujuknya.

River langsung berbinar lagi, dia mengangguk semangat dengan bibir yang terulas senyum manis.

"Yeayyy cuddle bareng Mbun~"

Manis banget sumpah, Embun gak nyangka bisa mendapat hati si es ini, dan malah jadi bucinnya.

"River keluar ya Mbun, nanti kalau mau pulang chat River~"

"Iya, sayang."

River langsung keluar dari ruang osis, begitu keluar, raut wajahnya langsung datar dengan aura dingin yang terasa pekat.

"Yo, makan kuy." ke 3 temannya sudah menunggu di luar ruang osis dan tau apa yang terjadi di dalam sana.

River mengangguk tanpa suara, dia berjalan duluan meninggalkan teman-temannya, dia masih menahan debar yang menggila dihatinya.

Mbun kecintaan River. Batin River bahagia.

Yah tentu saja dong, River kecintaan Mbun dan Mbun kecintaan River.

"Bahagia banget, bulol satu ini." ejek Java, dia suka banget ngejekin River.

River hanya mendelik tak suka, tapi tak ada suara yang keluar dari bibirnya.

Di otaknya, hanya diisi oleh Mbun, mbun, mbun dan mbun.

"River, Medi tadi nyariin lo." celetuk Arez.

River berdecak kesal. "Bacot." ketusnya.

"Ckck, kasihan Medi. Di php in sama gebetan yang udah punya pawang." prihatin Arez dan hanya dibalas tawa geli dari teman-temannya.

Hanya mereka yang tau perihal hubungan River dengan Embun.

Karena mereka sengaja menyembunyikan hubungan ini dari yang lain.

®^^®

Bersambung😾

Hola kalian, kalau mau up lagi maka dari itu silahkan vote dan spam komen⛲

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang