⛲RiMbun-Bonus 1⛲

51.4K 5.6K 374
                                    

Jadi, ini bukan cerita draft ya, ini emang cerita yang selesai ketik langsung up.

Tekan vote dan ramaikan komentar ya⛲  btw ini gak ada sequel tapi chapter bonus ada 5 atau 10 gitu lah.

~~~~~

Embun membuka matanya perlahan, dia merasakan ada sesuatu yang ganjal didadanya

Saat dia melihat lebih jelas, ternyata suaminya yang sedang menyedot putingnya. Embun masih tak percaya jika dia sudah menikah dengan River.

Perlahan Embun memeluk River yang asik menyedot putingnya, menciumi pucuk kepala suami yang sudah 5 minggu ini menikahinya.

"Sayang banget sama kamu...kalau suatu hari aku pergi..tolong jangan merasa dunia kamu hancur.." bisik Embun lirih.

Dia menciumi pipi gembul River berulang kali dan kembali memeluk River erat.

Menghantarkan perasaan hangat yang kapan saja bisa hilang.

"Eungh..mbun.." dengan cepat Embun melepas pelukannya saat River sudah bangun dari tidurnya.

Elusan Embun berikan didagu River.

"Kenapa sayang? Butuh sesuatu?" tanya Embun lembut.

River mengucek matanya pelan, kemudian mengancingkan kembali piyama yang Embun pakai.

"Pagi mbun cayang~" sapanya seraya mencium dahi Embun dengan penuh perasaan.

Embun memejamkan matanya, ciuman lembut yang kapan saja bisa hilang. "Pagi River cayang." sapa Embun balik.

"Hari ini mau ngapain sayang? Hari ini libur kan?"

"Eum, di rumah aja deh. Mau peyuk-peyuk berjam-jam sama mbun."

Embun menahan sesak di dadanya, melihat senyum River yang sangat dia sukai itu. Embun memberikan senyum penuh untuk suaminya itu.

"Kita belanja yuk, beli susu hamil sekaligus susu untuk kamu."

Dan kabar baiknya, Embun hamil dan kini sudah memasuki minggu ke 3.

River langsung bangun, dia mengangguk semangat mendengar ajakan Embun. "Mampir ke mandi bola ya? Yayaya? Boleh ya?" pintanya semangat.

Embun terkekeh pelan, dia mengangguk dan mengelus pipi River pelan.

"I love you so much.." bisik Embun tulus, pancaran mata yang menunjukan ketulusan sekaligus rasa takut terlihat jelas.

River segera mendekat, menangkup wajah istrinya lembut. "Masih kepikiran soal itu? Udah ya sayang, jangan sedih. Kalau kamu ragu, kita ke Dokter aja ya." ucapan River lembut sekali.

Tapi itu malah membuat Embun semakin sedih dan akhirnya menangis.

"Aku takut Riv..hiks..takut banget.."

River dengan sigap memeluk istrinya itu dan menenangkannya. "Percaya sama Tuhan, kamu pasti bisa sayang." bisiknya.

"K-kalau aku..hiks..g-gak selamat..hiks..gimanaaa..hiks.."

River memejamkan matanya sejenak, menghilangkan sesak yang mungkin saja bisa memicu tangisannya keluar.

Dia menciumi pucuk kepala istrinya lembut dan lama, setitik air mata turun tapi dengan cepat River menyeka nya.

"Aku bakalan nyusul kamu.."

Jawaban River membuat tangis Embun semakin kuat.

Dia memang dinyatakan hamil, namun kehamilannya ini beresiko tinggi, sebab rahim Embun tak cukup kuat.

Akan ada banyak kemungkinan buruk yang terjadi saat masa kehamilan dan melahirkan.

Berdoa saja tak akan ada hal buruk, River tak bisa membayangkan hidupnya jika tak ada Embun disisinya.

"Udah ya, jangan nangis lagi. Aku gak suka lihat kamu nangis." bisik River bergetar.

Embun mengangguk, dia mengeluskan wajahnya didada River lalu melepaskan pelukannya.

Dengan amat lembut, River menangkup wajah Embun dan menyeka air matanya.

"Cayangnya River gak boleh sedih, cayangnya River harus bahagia sama River, kalau cayangnya River sedih..ntar River juga sedih. Percaya aja ya, kita pasti bakalan sama-sama terus, bareng dede bayi dan anak kita lainnya."

Embun mengangguk, dia memeluk leher River dan menyandarkan kepalanya disana. "Sayang banget sama River.." lirihnya.

"River juga, Winter juga, sayang banget sama Embun."

Embun harus percaya jika dia bisa melewati ini, dia sudah melewati banyak masalah dan kali ini pasti bisa dilewati juga.

Tanpa adanya kepergian.

®^^®

Bersambung😾

Bonus chap bisa aja di boom up kalau komenan ramai⛲

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang