⛲RiMbun-9⛲

102K 12.9K 928
                                    

Selamat membaca.
Tekan vote dan spam di kolom komentar.

Mau update setiap hari? Maka dari itu silahkan penuhi 200 vote  dan spam komen sebanyak-banyaknya⛲

~~~~~~

Memang sudah biasa, mendengar teriakan penuh kekaguman dari sekitarnya, tapi sayang yang dikagumi hanya fokus pada satu titik.

Setelah semalam River berpura-pura menjadi baik pada si Memedi, hari ini adalah hari pembalasannya.

Sebenarnya, dia mendapat firasat buruk, entah kenapa dia merasa kalau Embun tengah marah besar padanya.

"River, gimana tuh si Medi. Dia kan nembak lo semalam, lo terima?" laki-laki tampan beraut wajah datar itu hanya diam.

Dia malah fokus pada gadis berkacamata berambut sepunggung yang tengah berjalan kearahnya.

Bibir hendak bersuara tapi saat gadis itu hanya melengos, tatapan mata Embun sangan dingin.

Bahkan bisa dibilang, raut wajah Embun terlihat kecewa padanua.

Rupa wajah River langsung berubah pias dan takut dan juga.

Mulai menahan air mata yang kapan saja bisa tumpah.

"Wah, Embun pagi yang indah, mau kemana?" sapa Minju, teman River.

Embun, si gadis berkacamata itu hanya melirik singkat. "Kantin." jawabnya singkat kemudian melanjutkan langkahnya.

Minjun, Arez dan Java terkekeh melihat bahu River nampak bergetar pelan.

"Bentar lagi, kran bocor tumpah nih." ejek Java.

Dan benar saja, River berlari mengejer Embun dengan tak tau malunya.

Sepertinya, ini saatnya River memublish hubungan mereka pada semua orang.

"MBUN JANGAN CUEKIN RIVEERR AAAAAAAAAA." siapa sangka, es batu berjalan itu bisa berteriak sekuat dan sememalukan tadi.

Dan banyak lagi tatapan shock yang diberikan sekitar mereka.

River si es batu berjalan, pacaran sama Embun si mata empat yang tak lain adalah ketua osis?

Waw, mereka shock tentu saja.

Embun diam, bahkan saat River memeluknya erat sambil menangis Embun hanya diam saja.

"Mbuun..hiks..maafin River..hiks..Embun jangan marah lagi..hiks..River gak sanggup dicuekin Mbun terus.." tangisnya sedih.

Embun diam saja. "Awas, lo itu kan pacar Medi. Ngapain lo meluk-meluk gue." sinis Embun kasar.

River membeku, dia melepas pelukannya dan langsung membalikan tubuh Embun.

Btw mereka ada di koridor sekolah.

River memegang bahu Embun dan menatapnya dalam walau air mata masih tetap mengalir.

"Aku pacar kamu..hiks..aku bukan pacar Medi.." lirihnya parau.

Dengusan sinis Embun berikan.

"Lo yang berlagak ramah di depan Medi dan ditembaknya di tengah lapangan, lo kira gue gatau?"

"I-itu."

"Awas, gue gamau kenal sama cowok plin-plan kayak lo. Jauhin gue, kita putus!"

JDER!

River benar-benar membeku sekarang, batinnya terguncang, pegangannya dibahu Embun melemas dan terlepas.

Embun tak perduli, dia berbalik dan bejalan menjauhi River yang seakan sudah kehilangan sebagian nyawanya.

Java menggeleng prihatin, dia mendekati River dan menepuk bahunya.

"Sabar ya Riv-"

Brugh!

"RIVER!"

River pingsan, tak sanggup menerima kenyataan jika dia sudah diputuskan Embun, jika dia dan Embun sudah tak memiliki hubungan lagi.

Hancur, hati River hancur berkeping-keping menyadari jika saat ini dia sudah kehilangan Embun miliknya.

...

Sejujurnya, Embun tak serius mau putus, dia hanya ingin memulai hubungan baru dengan River tanpa ditutupi dari semua orang.

Melihat River pingsan tadi, membuat Embun merasa bersalah.

Tapi dia tak akan luluh, Embun mau melihat keseriusan River padanya.

Embun tak mau terlihat sangat mencintai River, itu bisa membuat River seenaknya.

Saat ini Embun ada di rumahnya, kata Arez River sudah sadar dan ada di Apartemennya sendiri.

Mendengar hal itu, membuat Embun tenang.

"Ribet banget emang, kalau udah berurusan sama cinta." gumam Embun lelah.

Tapi, dia memang terlalu mencintai River, sampai-sampai dia tak mau ada gadis lain yang dekat dengan River selain dirinya.

Embun possesive, Embun pencemburu, Embun benci miliknya disentuh siapapun.

Embun bisa jadi jahat jika dia terusik, dan itu lah yang membuat seorang River jatuh hati padanya.

Sementara di kegelapan lorong gang malam ini, seonggok tubuh gadis muda sudah tak bernyawa lagi.

Dengan kedua tangan yang putus dan bibir yang sobek sampai telinga.

Pelaku hanya menyeringai puas.

"Hama sialan, gara-gara lo, gue sama Mbun kecintaan gue putus! Mampus lo, makannya jangan pernah jadi hama kalau gamau dibasmi!"

River, bisa jadi seorang yang mengerikan demi seorang Embun.

River yang sangat bergantung akan keberadaan Embun, menjadi gila dan tak terkendali saat pemegang kendali hidupnya pergi.

Semua gara-gara hama kurang ajar satu ini.

"Besok, saatnya aku memperjuangkan Mbun lagi. Dia akan kembali menjadi milikku." desisnya tajam.

Lihat saja, Embun selamanya adalah miliknya.

®^^®

Bersambung😾

Mari tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya⛲

My Spoiled River [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang