Halo, selamat membaca.
Tekan vote dan spam komen banyak-banya.Kalau mau ini up terus, maka dari itu mari tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya😾
~~~~~
River berjalan memasuki rooftop dengan takut-takut, apalagi saat melihat Embun berdiri bersandar dipagar pembatas.
"Mbun..jangan berdiri disitu, nanti jatuh.." cicitnya gemetar.
Embun hanya menaikan sebelah alisnya. "Mending, cuci tanganmu. Banyak virus si murahan." titah Embun datar.
River langsung mengangguk cepat, dia berjalan mendekati kran air yang tersedia di sudut rooftop.
Pertama dia membuka seragam dan hanya menyisakan kaus dalaman bergambar wajah Embun.
River mencuci tangannya yang tadi disentuh dan dipeluk Medi, air mata terus mengalir dikedua pelupuk matanya.
Dia nyuci tangan sambil sesenggukan, takut tentu saja.
Apalagi kalau Embun malah marah dan menjauhinya, mengingat itu membuat tangisan River semakin keras.
"Mbun..ugh..." Embun diam saja, memang kebiasaan River akan menangis kalau merasa Embun marah padanya.
Setelah selesai, River berjalan mendekati Embun lalu menjulurkan kedua tangannya pada Embun.
"U-udah Mbun..." Lapornya sesenggukan.
Embun mengangguk pelan, dia meraih handuk kecil yang ada di pagar pembatas, lalu mengeringkan tangan River.
"Bukannya kamu udah janji-"
"T-tadi a-aku kaget..."
"Alasan."
River menggeleng cepat, bibirnya melengkung kebawah dengan tatapan mata yang sangat lucu bagai seekor kelinci.
Setelah selesai dikeringkan, Embun langsung memakaikan seragam River dengan perlahan.
Lalu setelahnya dia kembali diam.
"Mau dihukum?" tanya Embun langsung.
River menggeleng ribut dengan tangisan yang tak berhenti, malah semakin kuat dan sesenggukan.
Bahkan sampai terbatuk-batuk saking kerasnya dia menangis.
"Enggak mauuu! Enggak mau dihukum! Jangan hukum River!"
Embun menggeleng pelan, dia menepuk pipi River pelan.
"Kita jauhan du-"
"ENGGAK! ENGGAK! ENGGAK! ENGGAK MAU ENGGAK MAU!!"
Embun bercanda sih sebenarnya, ngusilin River itu menyenangkan tau, apalagi ngeliat wajah tampannya menangis berurai air mata.
"Kamu udah langgar janji," ketus Embun.
River menggeleng kuat, dia menghentakan kakinya 4 kali lalu berjongkok di lantai rooftop.
Seperti kebiasaan yang dia lakukan saat sedih kala dicuekin dan Embun marah padanya.
River memukul lantai rooftop dengan kedua telapak tangannya.
"Enggak mauuu! Enggak mau enggak! Enggak mau enggak! ENGGAAK!Mbuuuun jangan jauhin River mbuun.."
Embun mengedikan bahu, masih mau jahilin River dulu.
"Kamu nakal, gak pernah dengerin aku soal Medi, kalau dia deketin kamu itu langsung diusir! Kamu tau kan aku gak suka kamu di deketin cewek-cewek gatel itu!" omel Embun.
River hanya mendongak dengan air mata dan tangisan yang belum habis juga.
"Huhuu..hiks..huuuu..hiks maafin River..hiks..huhuuu..hiks..maaf."
Napasnya sampai tersendat-sendat, kasihan Embun jadinya.
Perlahan dia menangkup wajah River dan menyeka air matanya.
"Udah, diem deh. Berhenti nangis."
"Huhuuu..hiks..huuuu..."
"Winter."
River langsung menggigit bibirnya agar berhenti menangis, dia berdiri lalu memeluk Embun sangat amat erat.
"Cinta..hiks..banget sama Mbun..hiks..sampai River bisa gila kalau Mbun marah..hiks..huhuuu.."
"Iya sayang, Mbun juga cinta River."
Memang ya, resiko punya pacar cengeng itu rumit, berantem sedikit nangis sampai gemes ngeliatnya.
Luluh hati secara cepat mah gini namanya.
®^^®
Bersambung😾
Tekan vote dan spam komen sebanyak-banyaknya⛲
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled River [Selesai]
Teen FictionEs batu in publick, Bulol aka bucin tolol in private. River Devandro Winter, cowok kaku yang dijuluki es batu berjalan itu, memang terlihat dingin pada siapapun siapa sangka akan menjadi bucin tolol yang manjanya seperti anak bayi baru lahir jika be...